Publikasi Fakultas Ilmu Pendidikan
| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |
Year | Title | Description | Publisher | Author(s) |
---|---|---|---|---|
2021 | How Does Domino Card Help Children to Insight Numbering | This study explores the differences in the effectiveness of conventional educational domino media and contemporary digital educational domino media on the cognition of children aged 4-6 years. This research was conducted using R&D (research Research and Development) using the ASSURE model. 34 children aged 4-6 years and their parents were involved in the small socialization stage using a questionnaire conducted by Google Form. In this test, the researcher used SPSS 23 to test the feasibility of the media. The first test is the Validity Test of parents' perceptions and the results of children's cognitive abilities related to the ability to match number symbols with numbers for children aged 4-6 with a sig level of 0.05 with the results of r above (0.17) on each item being declared valid because r table> r count. The second test is the Validity Test of parental feedback on conventional educational domino media and contemporary digital education domino media with the results of r above (0.17) for each item being declared valid because r table> r count. The third test is the Cronbach's Alpha Reliability Test which results in the effectiveness of conventional domino media being 0.631, while the effectiveness of contemporary domino media is 0.516. The results of the cognitive abilities of children who use conventional media are 0.740, while the cognitive abilities of children who use contemporary media are 0.635. The fourth test is the Classical Assumption Test with the Normality Test, the sig value is above 0.05, the data is normally distributed, the homogeneity test is the sig value above 0.05, then the data is said to have the same variance … |
SEA-CECCEP 2 (01), 57-70, 2021 | |
2021 | Internet Fancy of Children Has Escalated Parents’ Anxiety | During a pandemic, mobility constraints policies, limiting children’s physical activity, physical games, and educational activities to the digital space. They prefer to play using the gadget of the play together with a friend-a friend environment neighborhood. Children who spend their time with gadgets will become more angry, rebellious because they feel that they are being disturbed while playing games and are lazy to do their daily routines. This has resulted in the parents becoming anxious with the child they are. This study aimed to determine the level of parental anxiety on the use of gadgets by children in the new normal era. The research method uses descriptive quantitative, draft descriptive quantitative, aiming to obtain the respondent’s identity and identify how the relationship between anxiety and use of the internet through a gadget on children in the normal new era. The data obtained from filling the questionnaire through a google form, with participants from research is that of the parents who have children aged 5-12 years in East Java. This study indicates that many children use gadgets excessively and the impact it causes so that many parents show an anxious attitude when their children play with gadgets. |
International Joint Conference on Arts and Humanities 2021 (IJCAH 2021 …, 2021 | |
2021 | Proses Perubahan Diri Seorang Teroris Menjadi Aktivis Perdamaian | Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman mantan anggota organisasi teroris di Indonesia yang telah meninggalkan kelompok teroris dan menolak ideologi ekstremnya. Metode life history digunakan dengan fokus pada proses perubahan diri dan transisi hidupnya. Seorang partisipan yang berusia 40 tahun dan merupakan mantan anggota aktif Jamaah Islamiyah (JI), sebuah kelompok teroris, berhasil direkrut. Dia ditangkap pada tahun 2014 dan menjalani hukuman penjara selama hampir 4 tahun. Dia telah terlibat dalam kampanye kontra-terorisme yang diselenggarakan oleh organisasi non-pemerintah sejak dibebaskan dari penjara hingga saat ini. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data yang kemudian dianalisis menggunakan analisis naratif. Beberapa dokumen berupa artikel dan buku yang ditulis oleh partisipan serta berita online yang meliput kisah partisipan juga dikaji. Temuan penelitian ini menginformasikan bagaimana partisipan terlibat dalam organisasi teroris. Kebutuhan akan arti diri dan pengalaman berpetualang sebagai anak muda tampaknya menjadi pendorong utama. Setelah penangkapannya, dan selama dipenjara, ia berkesempatan untuk mengevaluasi kembali partisipasinya dalam jaringan teroris. Pertemuan dengan para ahli agama dan akademisi yang difasilitasi oleh petugas, dan kesadarannya akan beban yang ia sebabkan pada keluarganya karena kasus terorismenya telah membuka hatinya. Ia mengalami momen hidup yang berubah yang membuatnya menjaga jarak dengan narapidana teroris lainnya dengan risiko menerima pandangan negatif dari mereka. Setelah … |
Jurnal Ilmiah Psyche 15 (2), 73-92, 2021 | |
2021 | Belas kasih diri pada narapidana kasus terorisme yang menjalani program deradikalisasi | This study aims to explore the self-compassion of terrorist prisoners. Three terrorist inmates from Porong Correctional Facility located in Surabaya, Indonesia, were recruited after completing deradicalization program as referred by the correction officers. Data were obtained using semi-structured interviews and were analyzed using thematic analysis strategies. The concept of self-compassion as proposed by Neff (2003) was used as a theoretical framework in the analysis. The study found that respondents reported thoughts, feelings, and actions that demonstrated their self-compassion, which was likely to be attributable to their participation in deradicalization program. Positive inducements from the correctional facility officers, as a part of the deradicalization program, seemed to offer a new perspective. In particular, their belief in God’s forgiveness and the perceived social support from the facility assisted them to perceive themselves in a less self-blaming attitude. Participants’ contemplation of human being as imperfect also enabled them to accept their transgression and develop empathy towards others. The finding suggests that self-compassion could be a good indicator of the effectiveness of deradicalization program among terrorist prisoners. |
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology, 2021 | |
2021 | Strategi Mengatasi Kesepian pada Pria Dewasa Awal Penyandang Tunanetra | Visually impaired person has obstacles in terms of limited mobility orientation causing problems in interpersonal relationships. These interpersonal problems can lead to discomfort and feelings of loneliness. This study aims to explore the experience of visually impaired men in young adulthood related to loneliness and how they cope with it. A qualitative method with a phenomenological approach was employed. Six visually impaired men in early adulthood were recruited as research subjects using purposive and snowball sampling techniques. Data were collected using semi-structured interviews and analyzed using an interpretative phenomenological analysis. The results showed that all subjects reported that they experience emotional and social loneliness due to their visual impairment condition. The feelings of loneliness they experienced cannot be separated from their sense of self-worthlessness and the perceived negative social responses they faced from surrounding people. Both personal and social obstacles have reduced the quality of their social relationship which eventually impact on their feeling of loneliness. In general, the subjects have efficaciously effort to overcome their loneliness by using cognitive reevaluation, doing leisure activities as consolation and taking active actions to improve social relations. |
Journal of Psychological Perspective 3 (2), 97-104, 2021 | |
2021 | Penyesuaian Psikososial Pada Wanita Penderita Kanker Payudara Pasca Mastektomi | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian psikososial pasien kanker payudara pasca mastektomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Partisipan penelitian ini berjumlah tiga orang wanita pasien kanker oayudara yang telah melakukan mastektomi payudara dan sedang tinggal di yayasan kanker Indonesia cabang Surabaya. Data dikumpulkan menggunakan wawancara dan observasi atau pengamatan terhadap tiga orang partisipan dan dianalisis menggunakan analisis tematik. Secara umum hasil penelitian ini setiap partisipan terkena dampak secara psikologis dan sosial ketika baru mengetahui terkena kanker payudara, namun ketiga partisipan berusaha melakukan penyesuaian psikologi dan sosial seiring berjalannya waktu dan mereka berhasil. |
Character: Jurnal Penelitian Psikologi 8 (7), 1-10, 2021 | |
2021 | Perilaku Agresi Pada Anggota Organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keanggotaan seseorang dalam organisasi bela diri dapat membentuk perilaku agresi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak tiga anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang berdasarkan kriteria yang dibutuhkan, yaitu pernah terlibat dalam aksi kekerasan atau perkelahian dengan orang dari luar kelompok PSHT. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode wawancara terstruktur dan dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipan memandang agresi sebagai bentuk perlawanan diri karena merasa tidak terima diejek oleh anggota organisasi lainnya serta sebagai upaya balas dendam karena pernah dilukai oleh anggota organisasi lain. Perilaku agresi yang dilakukan partisipan berupa agresi verbal seperti mengejek, dan agresi nonverbal seperti menyerang orang lain dengan senjata tajam dan benda-benda di sekitar partisipan. Penyebab partisipan melakukan tindakan agresi karena factor situasional seperti adanya provokasi langsung, adanya stimulus berupa verbal dan non verbal yang menimbulkan respon negatif, pengaruh alkohol, pengukuhan positif dari lingkungan sekitar seperti ajakan untuk melakukan tindakan agresi dan faktor usia yaitu partisipan saat melakukan tindakan agresi masih berusia remaja. Ketika melakukan agresi, perasaan umum yang muncul adalah merasa bahwa perilakunya benar karena untuk membela diri, namun setelah berhadapan dengan pihak kepolisian partisipan merasa menyesal akan perilaku yang dilakukannya … |
Jurnal Penelitian Psikologi 8 (1), 153-161, 2021 | |
2021 | Menegoisasikan Identitas Seksual dan Identitas Religius: Pengalaman Perempuan Kristen Berorientasi Homoseksual | Becoming a lesbian as well as a follower of a religion that opposes homosexuality creates an ambivalent and contradictory experience. This study aims to reveal the personal experiences of four homosexually oriented Christian women in Surabaya. All participants are members of Protestant Christian church congregations with different denominations. Data were collected using semi-structured interviews and analyzed using an interpretive phenomenological analysis technique. The results of this study reveal three main themes, namely: living in two worlds, reconciling homosexual identity with religion, and making life decisions. The first theme reflects the dilemma experienced by the subjects when they realized that their choice as a homosexual was a sin in the perspective of their religion but they could not be able to force themselves to be a heterosexual woman. The second theme describes how the subjects tried to compromise between their homosexual orientation and their religious teachings. The last theme contains how choices are made when homosexual identity cannot be compromised with religious identity. This study concludes that most of the participants are trying to become a devout Christian and at the same time be able to engage in the same-sex sexual orientation. |
Psyche 165 Journal 14 (4), 368-374, 2021 | |
2021 | Penyusunan Asesmen Kebutuhan Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) | Anak dengan perilaku hiperaktif dikenal sebagai anak bermasalah. Menurut Amin (2012) anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif merupakan bentuk perilaku yang ditemui dengan gejala menunjukkan sikap tidak terkendali, enggan untuk duduk diam, kesulitan untuk menjaga focus dan konsentrasi serta memunculkan perilaku yang impulsive. GPPH yang dialami oleh anak dapat memicu tidak maksimalnya prestasi belajar juga rendahnya tingkat prestasi dan deteksi buruknya area psikomotor. Implikasi tersebut merupakan dampak dari adanya kendala dalam coordination functioning, emotional response, interaksional, dan learning ability yang tidak menunjukkan fungsi yang koordinatif. Lebih jauh, implikasi ini juga berkaitan dengan learning process pada anak dengan GPPH yang tidak semudah pada anak normal pada umumnya. Sehingga, anak dengan GPPH membutuhkan suatu perlakuan khusus dengan menyesuaikan kebutuhan personal dari masing-masing anak yang memiliki perbedaan kebutuhan meskipun memiliki problem GPPH yang sama. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan anak GPPH, dengan menyusun instrumen asesmen kebutuhan. Penelitian menggunakan metode Research and Development dengan model ADDIE. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa kebutuhan pada anak GPPH adalah penanganan pada area Task performance, Adaptive, cognitive dan emotional functioning. Berdasarkan instrument yang telah disebar, maka 4 area tersebut merupakan area yang paling membutuhkan untuk segera diberi penanganan atau treatment baik dalam konteks sekolah … |
Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi 12 (2), 195-207, 2021 | |
2021 | MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI KEGIATAN BERCERITA BERBANTUAN MEDIA FINGER PUPPET PADA ANAK KELOMPOK B TK TIMU TAWA | Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak TK kelompok B melalui bercerita berbantu media finger puppet di TK Timu Tawa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara kolaborasi. Model penelitian yang digunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian ini yaitu anak kelompok B di TK Timu Tawa, sejumlah 16 anak. Metode pengumpulan data dilakukan melalui tes berbicara (lisan), observasi, dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Kemampuan berbicara dikatakan berhasil apabila 80% dari 16 jumlah anak telah mencapai indikator kemampuan berbicara pada kriteria berkembang sesuai harapan (BSH). Kegiatan bercerita berbantu media finger puppet dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok B di TK Timu Tawa. Hal ini ditunjukkan dari presentase kemampuan berbicara pada … |
Global Edu 4 (1), 43-49, 2021 |