Publikasi Fakultas Ilmu Pendidikan

Year Title Description Publisher Author(s)
2015 Pengaruh Teknik Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) pada Metode Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar IPA Tema Pahlawanku Di Sekolah Dasar
Hasil observasi dan wawancara menunjukkan masih rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN di Surabaya. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru. Berdasarkan kelemahan yang terjadi, peneliti menerapkan teknik pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) pada metode pembelajaran kooperatif sebagai solusi. Penerapan teknik pada metode pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan prediksi, observasi atau pengamatan, diskusi hasil pengamatan dan juga presentasi hasil pengamatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui proses pembelajaran IPA,(2) hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA,(3) respon siswa, dan (4) mengetahui pengaruh penerapan teknik pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) pada metode pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar. Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis eksperimen pre-experimental. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, angket dan tes. Teknik obsrvasi digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang aktivitas guru, siswa dan hasil belajar afektif dan psikomotor, angket digunakan untuk memperoleh data kuantitatif tentang respon siswa terhadap pembelajaran, sedangkan teknik tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif hasil belajar kognitif siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru pada pembelajaran yang dilakukan mencapai 81, 25% aktivitas siswa 73, 30%. Pada hasil belajar kognitif memperoleh nilai rata-rata 79, 7 dengan persentase ketuntasan siswa 90, 9%, pada …
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3 (2), 2015
2015 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Strayterhadap Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar
Masalah yang umum dalam pendidikan di Indonesia adalah siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pemerolehan pengetahuan sehingga pengetahuan tidak bertahan lama. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS, hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran TS-TS, dan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan yaitu Quasi Experimental Nonequivalent Control Group Design. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dengan model TS-TS mencapai 100%. Hasil belajar pengetahuan ditunjukkan dengan rata-rata posttest kelas eksperimen yakni 82, 19 dan rata-rata gain score 31, 39. Rata-rata posttest kelas kontrol yakni 70, 69 dan rata-rata gain score 21, 17. Rata-rata hasil belajar keterampilan kelas eksperimen pada pembelajaran 1 dan 2 adalah 90, 97 dan 82, 78. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata kelas kontrol sebesar 79, 22 dan 77, 08. Pada dimensi sikap, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen pada pembelajaran 1 dan 2 adalah 79, 56 dan 84, 33. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 73, 39 dan 79, 31. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS lebih baik daripada hasil belajar kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran langsung.
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3 (2), 253708, 2015
2015 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Saintifik Pada Tema Kerukunan Dalam Bermasyarakat di Kelas VB SDN Sambikerep III/592 Surabaya
Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa dan merupakan kompetensi yang harus dikembangkan untuk menghadapi masa depan menjadi latar belakang penelitian ini. Pelaksanaan penelitian pada kelas VB di SDN Sambikerep III/592 Surabaya ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan pendekatan saintifik, mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa melalui pendekatan saintifik. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dengan tahapan tiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Subjek penelitian adalah kelas VB yang berlokasi di SDN Sambikerep III/592 Surabaya Jalan Raya Sambikerep no. 02 kecamatan Sambikerep. Data dalam penelitian ini diambil melalui observasi menggunakan instrumen penelitian berupa lembar aktivitas guru dan siswa, serta melalui tes menggunakan instrumen tes keterampilan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 14, 29% yakni dari 67, 86% pada siklus I menjadi 82, 14% pada siklus II, aktivitas guru juga mengalami peningkatan sebesar 11, 88% yakni dari 72, 50% pada siklus I menjadi 84, 38% pada siklus II. Sedangkan aktivitas siswa meningkat sebesar 13, 75% dari 71, 88% pada siklus I menjadi 85, 63% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini guru disarankan dapat menerapkan pendekatan saintifik untuk mengajarkan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk masa depan.
Jurnal JPGSD 3, 2015
2015 Penerapan Model Pembelajaran Children Learning in Science untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Pada Materi Penyesuaian Makhluk Hidup Terhadap Lingkungannya …
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS), meningkatkan keterampilan berpikir rasional siswa kelas Va SDN Sidotopo IV/51 Surabaya. Data hasil observasi dan tes menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil observasi aktivitas guru mengalami peningkatan di setiap siklus, masing-masing siklus I sebesar 74, 04%, siklus II 92, 31%, sedangkan peningkatan aktivitas siswa pada siklus I mencapai 73, 75%, siklus II 87, 5%. Sejalan dengan peningkatan aktivitas guru dan siswa, hasil belajar siswa pun meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 58, 97%, siklus II 84, 62%. Keterampilan berpikir siswa juga meningkat yaitu 66, 14% pada siklus II meningkat menjadi 80, 51% pada siklus II. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dapat meningkatkan aktivitas guru, siswa, hasil belajar siswa dan keterampilan berpikir rasional siswa melalui pembelajaran Penyesuaian Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya.
Jurnal PGSD 3 (2), 369-378, 2015
2015 Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar
Dengan diterapkannya kurikulum 2013 maka secara otomatis bentuk pembelajaran di sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematik. Penerapan pembelajaran tematik dianggap lebih sesuai dengan perkembangan fisik dan psikis anak. Sayangnya konsep pembelajaran tematik yang baik tidak diiringi dengan kemampuan guru dalam beradapatasi dengan pembelajaran tematik. Banyak guru yang masih merasa kesulitan menerapkan pembelajaran tematik di kelas. Sehingga, hal tersebut secara tidak langsung akan membingungkan siswa karena pengetahuan yang diperoleh tidak terstruktur dengan baik. Pemahaman siswa seringkali tidak bertahan lama karena materi yang disampaikan hanya sekilas dan terkesan dangkal. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, salah satu caranya adalah dengan menstruktur pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh siswa dalam bentuk bagan atau peta konsep. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Kemudian untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar dimensi pengetahuan antara kelas ekperimen yang menggunakan model Student Facilitator and Explaining dengan kelas kontrol dilakukan uji Independent Samples T-Test pada IBM SPSS Statistic 16.0. Dari hasil uji gain peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol, yaitu sebesar 0, 23. Dari hasil uji-t satu pihak diperoleh nilai t-hitung (-5,571) dan t-tabel (2,338) dengan taraf signifikan 0, 05. Dari hasiltersebutdapatdisimpulkanbahwahasil belajar kognitif siswa dengan …
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3, 347-357, 2015
2015 Pengaruh metode outdoor study terhadap hasil belajar siswa pada konsep IPA kelas IV Sekolah Dasar
IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan proses dan produk, serta pengembangan sikap ilmiah. Pembelajaran bersifat formal membuat siswa tidak leluasa mengembangkan potensinya. Hasil evaluasi belajar IPA kelas IV semester 1 berada di bawah standar, yaitu 65, 5%. Outdoor Study menjadi alternatif karena memberikan contoh konkret yang ada di lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Outdoor Study terhadap hasil belajar siswa pada konsep IPA kelas IV SD. Penelitian menggunakan eksperimen kuantitatif metode Pre-Experiment, desain One Group Pretest-Posttest Design. Uji normalitas menunjukkan hitung 8, 3015< 11,070. Analisis t-test diperoleh 2,045 yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara pre-test dan post-test, yaitu sebesar 18, 8% dengan gain ternormalisasi 0, 63 (kategori sedang). Dapat dikatakan metode Outdoor Study berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
Jurnal PGSD 3, 260-269, 2015
2015 Pengaruh model circuit learning terhadap hasil belajar siswa tema ekosistem di sekolah dasar
Konsep pembelajaran tematik belum diiringi dengan kemampuan guru beradaptasi dengan pembelajaran tematik. Guru masih kesulitan menerapkan pembelajaran tematik. Hal tersebut dapat membingungkan siswa karena pengetahuan yang diperoleh tidak terstruktur dengan baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan model Circuit Learning dalam pembelajaran tema ekosistem, hasil belajar siswa kelas V pada tema ekosistem setelah diterapkan model Circuit Learning, dan pengaruh model Circuit Learning terhadap hasil belajar tema ekosistem siswa kelas V SDN Masangankulon. Metode yang digunakan yaitu Quasi Experimental Nonequivalent Control Group Design. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dengan model Circuit Learning mencapai 100%. Hasil belajar pengetahuan ditunjukkan dengan rata-rata posttest kelas eksperimen yakni 85, 42 dan rata-rata gain score 31, 39. Rata-rata posttest kelas kontrol yakni 74, 17 dan rata-rata gain score 21, 81. Rata-rata hasil belajar keterampilan kelas eksperimen pada pembelajaran 1 dan 2 adalah 85, 17 dan 82, 42. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata kelas kontrol sebesar 78, 78 dan 73, 22. Pada dimensi sikap, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen pada pembelajaran 1 dan 2 adalah 84, 47 dan 82, 47. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 78, 58 dan 76, 19. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang menerapkan model Circuit Learning lebih baik daripada hasil belajar kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran langsung.
JPGSD 3 (2), 1-10, 2015
2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B
This Classroom action research aims to determine the increase of the soft motoric ability tasseling group B TK Dharma Wanita Pugeran Mojokerto. The subject of the study was children in group B TK Dharma Wanita Pugeran Mojokerto totalling 15 children. Method of data collection in this study using observation and documentation data analysis technique used in this research is diskriptive qulitati. The results showed an increase in soft motoric ability tasseling by 93% so that it can be concluded that trought the methodof demonstration can improve soft motoric ability evaluation cycle I and II
PAUD Teratai 4 (3), 2015
2015 Pengaruh Media Bubur Koran Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B di TK Dharma Wanita Waduk Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre eksperimen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh media bubur koran terhadap kemampuan motorik halus anak. Subjek penelitian adalah anak kelompok B di TK Dharma Wanita Waduk kecamatan Takeran kabupaten Magetan. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh media bubur koran terhadap kemampuan motorik halus anak. Kata kunci: Media bubur koran, Motorik HalusAnak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pendidikan untuk anak usia dini saat beberapa tahun terakhir ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Berdasarkan UU RI Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1 Butir 14 dalam Sujiono (2009: 6) menyatakan bahwa Pendidilkan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2 (2), 2015
2015 Kandungan Logam Tembaga (Cu) dalam Eceng Gondok (Eichhornia crasipes) Perairan dan Sedimen Berdasarkan Tata Guna Lahan di Sekitar Sungai Banger Pekalongan
Bioma 7 (1), 1-8, 2015