Publikasi S1 Bimbingan Dan Konseling

Year Title Description Publisher Author(s)
2012 Efektivitas model knap untuk meningkatkan keterbukaan diri siswa SMA
Manusia adalah makhluk sosial artinya manusia senatiasa berinteraksi dengan orang lain. Interaksi akan berjalan dengan baik apabila masing-masing orang mampu berkomunikasi secara efektif sehingga dari komunikasi tersebut akan terbentuklah hubungan antar pribadi yang baik. Hubungan antar pribadi tersebut akan mudah terbentuk apabila masing-masing individu mampu mengungkapkan diri/membuka diri (self disclosure). Self disclosure yang optimal akan membantu siswa dalam mencapai kesuksesan akademik dan penyesuaian diri. Jika tidak siswa akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala seperti tidak bisa mengeluarkan pendapat, tidak mampu mengemukakan ide atau gagasan yang ada pada dirinya, merasa was-was atau takut jika hendak mengemukakan sesuatu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa yang memiliki keterbukaan diri yang rendah Jika hal demikian dibiarkan akan mengganggu perkembangan pribadi-sosial siswa termasuk juga pencapaian prestasinya dalam belajar Berdasarkan pengkajian di atas maka model Knap dipandang efektif untuk meningkatkan keterbukaan diri siswa SMA. Adapun tahapun yang dilalui antara lain tahap inisiasi, eksperimen, intensifikasi, integrasi dan ikatan. Tahap Inisiasi mencakup percakapan singkat dan saling memberi salam. Selama tahap eksperimen, masing-masing akan mengungkap informasi mengenai partnernya. Percakapan pada tahap ini berfungsi untuk menjajaki terjadinya hubungan lebih lanjut, dan membantu dalam mengungkap persamaan atau perbedaan kepentingan. Tahap intesifikasi …
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 13 (1), 2012
2012 Strategi Pengubahan Pola Pikir Untuk Mengurangi Kecemasan Siswa dalam Mengemukakan Pendapat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan penggunaan strategi pengubahan pola berpikir dalam mengurangi kecemasan siswa dalam mengemukakan pendapat. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperimen berupa one group pre-test dan post-test design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket tertutup dengan pilihan jawaban check list yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan dalam mengemukakan pendapat. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 siswa yang memiliki kategori tinggi pada kecemasan dalam mengemukakan pendapat. Teknik analisis yang digunakan adalah uji tanda. Hasil analisis uji tanda menunjukkan perbedaan antara pre-test dan post-test. Hasil perhitungan diperoleh X= 0 dan N= 6, didapat P= 0,016. Harga ini lebih kecil dari 0, 05 dengan demikian penggunaan strategi pengubahan pola berpikir menunjukkan perbedaan yang positif …
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 11 (1), 61-67, 2012
2012 Keefektifan konseling dengan teknik penghancuran keyakinan irasional (Dispute irrational beliefs) untuk menurunkan tuntutan diri berlebihan pada siswa SMA Negeri Olah Raga Sidoarjo
Kata Kunci Tuntutan Diri Berlebihan Penghancuran Keyakinan irasional (Dispute Irrational Beliefs) Tuntutan diri berlebihan merupakan segala bentuk tuntutan yang berlebihan pada diri sendiri untuk berpenampilan baik dan mendapatkan kemenangan di setiap kondisi yang mutlak harus didapatkan dan tanpa toleransi apapun yang mengakibatkan individu cenderung irasional. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka menyebabkan siswa merasa tidak kompeten tidak layak mendapatkan sesuatu membenci diri sendiri gelisah dan berakibat pada turunnya prestasi olahraga siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan konseling dengan teknik penghancuran keyakinan irasional (dispute irrasional beliefs) dalam menurunkan tuntutan diri siswa. Teknik tersebut bekerja dengan cara menelusurui mencari menemukan mempertanyakan menentang membantah dan mendebat keyakinan irasional. Proses restrukturisasi keyakinan irasional terdiri dari tiga tahap yaitu Empirical Disputing Logical Disputing serta Pragmatical Disputing. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design. Jumlah subjek penelitian terdiri atas 6 siswa yang dijaring dengan mengunakan skala tuntutan diri. Analisis data menggunakan statistik non parametrik yaitu uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai z -2 201 dengan nilai 961 0 028. Karena 961 945 maka keputusananya adalah H_o ditolak artinya konseling dengan teknik DIBS efektif dalam menurunkan tuntutan diri. Terkait dengan temuan penelitian ini maka saran yang disampaikan sebagai berikut 1) konselor sekolah perlu dibekali dengan …
Universitas Negeri Malang, 2012
2011 Pengembangan panduan pelatihan keterampilan mengelola perasaan siswa SMP
Kata Kunci Panduan keterampilan mengelola perasaan pembelajaran berbasis pengalaman Keterampilan mengelola perasaan sangat penting bagi siswa SMP karena siswa SMP bisa digolongkan pada kategori remaja. Masa remaja dianggap sebagai periode Badai dan Tekanan . Disebut sebagai periode badai dan tekanan karena pada masa ini remaja mengalami ketegangan emosi sebagai akibat dari perubahan fisik dan pembesaran kelenjar. Meningginya emosi terjadi karena mereka berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu. Persiapan diri yang kurang terhadap perubahan yang cepat dan dramatis sangat memungkinkan memicu terjadinya masalah- masalah yang serius.Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mengelola perasaan siswa adalah dengan membuat panduan pelatihan keterampilan mengelola perasaan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan panduan pelatihan keterampilan mengelola perasaan yang memenuhi kriteria keberterimaan dan menghasilkan panduan pelatihan keterampilan mengelola perasaan yang teruji efektif untuk meningkatkan keterampilan mengelola perasaan siswa SMP. Desain penelitian mengadaptasi prosedur Borg Gall (1983) yang dikemas dalam tiga tahapan yaitu tahap studi pendahuluan tahap pengembangan dan tahap uji coba. Tahap studi pendahuluan meliputi asesmen kebutuhan dan studi literatur. Tahap pengembangan menghasilkan draf panduan panduan pelatihan keterampilan mengelola …
Universitas Negeri Malang, 2011
2011 Keefektifan penggunaan attributional retraining untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa
Tesis. Jurusan Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Dany M. Handarini M.A. (II) Dr. Triyono M.Pd. Kata Kunci atributional retraining gaya atribusi motivasi berprestasi treatment Motivasi berprestasi telah lama diakui sebagai variabel yang memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja dan berbagai bentuk prestasi (achieve-ment) termasuk di dalamnya prestasi akademik. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan cara meningkatkan motivasi berprestasi siswa yaitu dengan cara membentuk atau mengubah keyakinan siswa tentang faktor penting yang lebih berperan dalam mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan. Se-mentara itu dalam bidang intervensi psikologis terdapat suatu teknik yang telah terbukti efektif untuk digunakan sebagai metode terapeutik guna membentuk atri-busi yang lebih mendorong motivasi berprestasi dan mengubah atribusi tidak adaptif menjadi adaptif yang disebut attributional retraining. Attributional re-training belum banyak dimanfaatkan khususnya untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan attributional retraining dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dimana analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank test dan regresi linier sederhana. Studi dila-kukan terhadap 19 siswa kelas X yang memiliki skor rendah pada hasil inventory motivasi berprestasi dan atribusi. Ke 19 siswa kemudian ditreatment dengan kon-seling kelompok Atributional Retraining yang mengadopsi …
Universitas Negeri Malang, 2011
2011 Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Bermain Untuk Menangani Siswa yang Terisolasi
Jurnal 12, 2011
2011 Meningkatkan partisipasi siswa mengikuti layanan informasi melalui penggunaan media permainan
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa terhadap layanan informasi melalui penggunaan media permainan di kelas X. 3 SMAN 1 Klakah Lumajang. Penelitian ini merupakan penelitian tidakan kelas dengan memberikan perlakuan menggunakan media permainan. Subyek penelitian dilakukan pada kelas X. 3 SMAN 1 Klakah Lumajang tahun ajaran 2010-2011 yang memiliki tingkat partisipasi rendah dalam mengikuti layanan informasi di kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, pada siklus I dilakukan selama tiga pertemuan dan pada siklus II juga dilakukan selama tiga pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Partisipasi siswa dalam mengikuti layanan informasi di kelas dapat ditingkatkan melalui penggunaan media permainan”, dapat diterima. Berdasarkan hasil …
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 12 (2), 1-13, 2011
2010 Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Dalam Mengungkapkan Pendapat di Kelas Melalui Konseling Kelompok Rasional-Emotif-Perilaku
Skripsi, 2010
2010 Penggunaan KonselingRasional Emotif untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penggunaan konseling rasional emotif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian pre-test post-test one group design. Subyek penelitian ini adalah 7 siswa kelas VII C yang memiliki skor percaya diri yang rendah dan dipilih melalui purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan angket percaya diri yang telah dihitung validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Wilcoxon dengan taraf signifikan 5%, menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada siswa kurang percaya diri setelah diberikan konseling rasional emotif.
Tersedia pada: http://ejournal. unesa. ac. id/article/78 95, 75, 2010
2010 Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 8 Surabaya Dengan Konseling Kelompok Gestalt
Latar belakang dari penelitian ini adalah ditemukannya siswa tidak percaya diri di kelas X–3 SMAN 8 Surabaya sebanyak 32, 4% melalui proses wawancara. Bentuk perilaku tidak percaya diri di kelas X–3 SMAN 8 Surabaya adalah kesulitan dalam mengungkapkan pendapat, sering berkata tidak bisa sebelum mencoba berpendapat, tidak percaya diri saat melakukan presentasi di depan kelas, dan merasa malu jika menjawab pertanyaan dari guru.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji konseling kelompok gestalt dalam meningkatkan rasa percaya diri pada siswa kelas X–3 SMAN 8 Surabaya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental design dengan pre-test dan post-test group design, dengan rancangan satu kelompok subyek. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara dan observasi untuk mengetahui tingkat rasa percaya diri. Subyek penelitian ini adalah delapan siswa kelas X–3 SMAN 8 Surabaya yang memiliki skor rasa percaya diri terendah. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik non-parametric dengan menggunakan uji jenjang bertanda wilcoxon. Dari hasil perhitungan diperoleh Thitung< Ttabel. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “konseling kelompok Gestalt dapat diterapkan dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas X–3 SMAN 8 Surabaya” dapat diterima.
Makalah Unesa: tidak diterbitkan, 2010