Publikasi Fakultas Ilmu Pendidikan

Year Title Description Publisher Author(s)
2019 Project Based Learning Improves 5-6 Years Olds Cooperative Skills
All of educational process reffering to 21st century educational purpose, and having a cooperative skills is one of them. This has increased the need of learning method that could improve children’s cooperative skills. In this research, we implement project based learning on 44 children (5-6 years old) of Al-Hikmah Kindergarten learning process to improve their cooperative skills. This experiment use nonequivalent control group design and divided into three phases, which are pretest, treatment, and post test that happened for 5 weeks. Observation sheets used for measuring children’s cooperative skills. Analysis data technique that used are quantitative. Comparison between children’s cooperative skills before and after implementation done by paired sample t-test using SPSS 16.0 for Windows. The result of paired sample t-test shows that there is a significant improve on children’s cooperative skills by using project based learning. Based on the data, we conclude that project based learning could improve children’s cooperative skills.
International Conference on Social Science and Character Educations (ICoSSCE …, 2019
2019 Dinamika kepribadian narapidana kasus pembunuhan dengan gangguan kepribadian antisosial
Gangguan kepribadian antisosial yang dialami oleh seseorang menyebabkan mereka melakukan tindakan yang menyimpang dan melanggar norma maupun nilai yang berlaku disekitarnya, sehingga tak banyak dari mereka merupakan narapidana yang mendekam di dalam tahanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika keperibadian yang dimiliki oleh narapidana yang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Peneliti juga akan mengidentifikasi beberapa penyebab yang membentuk seseorang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan secara kualitatif. Partisipan pada penelitian ini berjumlah satu orang, yaitu Mahmud narapidana kasus pembunuhan berencana dan kasus percobaan penculikan anak di bawah umur. Pada proses pemeriksaan, peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan beberapa tes psikologi lainnya. Hasil menunjukkan bahwa gangguan kepribadian antisosial yang dialami oleh partisipan tidak serta merta terbentuk saat dewasa, namun sejak masa kanakkanak partisipan telah menunjukkan beberapa perilaku yang menyimpang. Selain itu, faktor ektsternal juga memiliki pengaruh dalam membentuk seseorang memiliki gangguan kepribadian antisosial.
Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi 4 (2), 130-147, 2019
2019 The Effect of Angklung Musical Instrument on the Ability to Recognize Number Symbols and Fine Motorik of Children Aged 5-6 Years
This study aims to educate early childhood children about learning to recognize number notation easily and how to play angklung correctly. With the playing Angklung can develop the ability to recognize symbols of the numerical notation and fine motor that is coordinating between eyes by hand. This study was conducted in children aged 5-6 years at the Taman Kasih Kindergarten in Surabaya, with a total of 23 control classes and 23 experimental classes for children. This study uses quantitative research that uses experimental methods and has a control group. The feasibility of angklung media from media experts and material experts with very valid criteria and is appropriate to use. Pretest results of children's abilities are still many who have not developed 74%, have not developed 4%, and have developed as expected 17%. After being given treatment using the angklung instrument, the ability of 70% of children to develop is very good and 30% to develop as expected. Based on the data above, the angklung media used in playing musical instruments in recognizing numerical notation symbols can improve the cognitive aspects of early childhood development while the results of pretest results of fine motor skills of children are still at the stage of developing as much as 54% and fine motor skills that develop as expected as much as 46%. After being treated as much as five times, then held a posttest increased to fine motor skills of children to develop very well 76% and develop as expected 24%.
International Journal of Trends in Mathematics Education Research 2 (1), 40-42, 2019
2019 PENGARUH PENGGUNAAN “UTALOMA” DALAM MENSTIMULASI KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKAANAK KELOMPOK B DI RA MAMBA’UL HISAN WIYUNG SURABAYA
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen semu Quasi Experimental Design jenis Nonequivalent Control Design. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi berperanserta dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian adalah anak kelompok B RA Mamba’ul Hisan Wiyung Surabaya yang berjumlah 36 anak. Sebagai kelompok eksperimen yaitu 18 anak, dan kelompok control 18 anak. Data yang terkumpul dianalisis dengan Mann Whitney U-test. Hasil analisis data menggunakan perhitungan Mann Whitney U-test. Dengan taraf signifikansi 0, 05 dari banyaknya sampel n1= 18 dan n2= 18 diperoleh harga Utabel= 88. Hasil Uhitung= 31,500 lebih besar dari Utabel= 88 (31,500< 88), dengan demikian Ha diterima. Berdasarkan analisis data tersebut dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan “Utaloma” terhadap kecerdasan logika matematika pada anak kelompok B di RA Mamba’ul Hisan Wiyung Surabaya.
Jurnal PAUD, 1-6, 2019
2019 Pengaruh Media Bontasi (Boneka Tiga Dimensi) Terhadap Keterampilan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun di TK Islam Al-Manar Wiyung Surabaya
Keterampilan berbicara anak yang perlu dikembangkan adalah menjawab pertanyaan sesuai dengan isi cerita yang didengar, menceritakan kembali cerita yang telah didengar dan mengutarakan pendapat tentang pesan yang dapat diambil dari cerita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh media bontasi (boneka tiga dimensi) terhadap keterampilan berbicara anak usia 4-5 tahun di TK Islam Al-Manar Wiyung Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-eksperimental one group pre-test post-test design. Subjek yang digunakan berjumlah 13 anak. Data dianalisis dengan menggunakan tabel penolong Uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil hasil pretest nilai rata-rata diperoleh sebesar 7 dan hasil posttest dengan nilai rata-rata diperoleh sebesar 10. Dibuktikan hasil analisis data menunjukkan bahwa T_hitung= 0 sedangkan T_tabel dengan jumlah anak 13 anak dengan taraf signifikan 5% maka T_tabel= 17 dari angka tersebut maka diperoleh angka 17 dari tabel penolong uji T Wilcoxon, yang berarti T_hitung< T_tabel yakni 0< 17. Maka H_o ditolak dan H_a diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media bontasi (boneka tiga dimensi) terhadap keterampilan berbicara anak usia 4-5 tahun di TK Islam Al-Manar Wiyung Surabaya dalam menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan, menceritakan kembali cerita dan mengutarakan pendapat sesuai dengan isi cerita.
Jurnal Paud Teratai Unesa 1 (1), 1-7, 2019
2019 Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Kegiatan Bercerita Berbantu Media Finger Puppet Pada Anak Kelompok B
__________________________________________________________ Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak TK kelompok B melalui bercerita berbantu media finger puppet di TK Negeri Pembina Merauke. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara kolaborasi. Model penelitian yang digunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian ini yaitu anak kelompok B1 di TK Negeri Pembina Merauke, sejumlah 26 anak. Metode pengumpulan data dilakukan melalui tes berbicara (lisan), observasi, dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Kemampuan berbicara dikatakan berhasil apabila 80% dari 26 jumlah anak telah mencapai indikator kemampuan berbicara pada kriteria berkembang sesuai harapan (BSH). Kegiatan bercerita berbantu media finger puppet dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Merauke. Hal ini ditunjukkan dari presentase kemampuan berbicara pada siklus I meningkat sebesar 35% dari kondisi awal 38% meningkat menjadi 73%. Kemampuan berbicara pada siklus II meningkat sebesar 12% dari siklus I 73% meningkat menjadi 85%.
Musamus Journal of Primary Education (October 17, 2019), 32-37, 2019
2019 Why Does He Choose Home Schooling?
The purpose of this study is to determine the factors that encourage individuals to choose homeschooling. The emergence of homeschooling helps many students in completing primary to secondary school education. There are many things that encourage students to prefer the informal school. This research uses the case study method. The research subjects were active students in one of the homeschooling in Surabaya. This research uses a qualitative method by collecting data using interviews and analyzed descriptively. The results of this study indicate that bullying is one of the factors causing children or adolescents to choose education in homeschooling rather than in formal educational institutions. Bullying makes children more uncomfortable to go to school, bullying victims feel insecure if they are constantly in the school environment. The rise of bullying cases that occur in school-age children is currently very alarming. Even cases of bullying are a phenomenon that often occurs in schools. In addition to bullying, the overly rigid school regulations also reinforce students’ reasons for choosing homeschooling. the inability of to adapt to school rules will be a serious problem.
3rd International Conference on Education Innovation (ICEI 2019), 111-114, 2019
2019 Studi Tentang Kematangan Emosi Siswa Pada Kasus Tawuran Di Smk Negeri 1 Trowulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan emosi siswa di SMK Negeri 1 Trowulan. Kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan yang ditandai dengan kemampuan diri mengolah dan mengontrol emosi dengan tepat. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan subjek siswa kelas X yang pernah terlibat kasus tawuran. Metode pengumpulan datanya adalah angket, wawancara dan dokumentasi. Angket digunakan untuk menentukan subjek penelitian, teknik wawancara dilakukan dengan tidak terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara, sedangkan dokumentasi dilakukan untuk mendukung hasil penelitian. Analisis data penelitian bersifat deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa kematangan emosi pada siswa kasus tawuran di SMK Negeri 1 Trowulan sangan rendah. Banyaknya aspek kematangan emosi yang tidak dimiliki subjek seperti kontrol emosi, pemahaman diri dan penggunaan fungsi kritis mental menjadi salah satu pemicu terjadinya tawuran. Kematangan emosi subjek berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut memiliki peran penting dalam mendukung pembentukan kematangan emosi. Sehingga kematangan emosi yang rendah akan berdampak negatif dalam kehidupan subjek. Namun, peran konselor di sekolah sangat membantu dalam menangani permasalahan siswa yang terlibat dalam kasus tawuran sehingga muncul perasaan menyesal dan jera bagi siswa yang melakukan tawuran.
Jurnal Bk Unesa 10 (1), 32, 2019
2019 Emotional Maturity of Vocational School Students
Emotional maturity is one aspect of human development that needs attention, not least for Vocational Schools. This study aims to determine the level of emotional maturity of students in Vocational School Students 1 Trowulan involved in brawls. This study included the type of descriptive qualitative research with the subject of class X students who had been involved in brawl cases. The data collection methods are questionnaires, interviews, documentation and questionnaires. The results showed that emotional maturity in students in brawl cases at Vocational School Students 1 Trowulan was very low. The number of emotional maturity aspects that are not possessed by the subject such as emotional control, self-understanding and the use of critical mental functions is one of the triggers for brawls. The emotional maturity of the subject is different, it is influenced by internal factors and external factors. Efforts made by counselors in schools to deal with the problems of students involved in brawl cases so that there is a feeling of regret and deterrence for students who are fighting with counseling services both individually and in groups and guidance.
3rd International Conference on Education Innovation (ICEI 2019), 350-353, 2019
2019 Penerapan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Modeling Partisipan Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa Saat Mengemukakan Pendapat Pada Kelas XI IPS 3 DI SMAN 2 Karangan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari penerapan layanan konseling kelompok dengan teknik modeling partisipan untuk meningkatkan percaya diri siswa saat mengemukakan pendapat di SMAN 2 Karangan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh percaya diri siswa yang rendah saat ingin mengemukakan pendapat sehingga menyebabkan keberhasilan proses pembelajaran terhambat. Pola komunikasi yang dilakukan dari satu arah menjadikan proses pembelajaran seperti tempat penyampaian informasi dimana guru lebih aktif sedangkan siswa pasif. Pola komunikasi dalam proses pembelajaran di kelas akan lebih efektif manakala pola komunikasi dilakukan secara multi arah. Dalam arti, komunikasi tidak hanya terjadi dari guru kepada siswa, atau sebaliknya dari siswa kepada guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa.
Bk Unesa 9 (2), 14-27, 2019