fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai momen mengenang jasa para pejuang yang telah berkorban demi kemerdekaan. Salah satu sosoknya adalah Bung Tomo, pahlawan yang dikenal dengan pidato-pidato berapi-apinya yang membakar semangat rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, nilai perjuangan dan nasionalisme yang diwariskan Bung Tomo tetap relevan untuk dijadikan teladan bagi generasi muda. Bung Tomo, yang memiliki nama asli Sutomo, lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920. Ia dikenal sebagai orator ulung yang mampu menyungut semangat rakyat.
Semangat juang Bung Tomo tidak lahir begitu saja. Sejak muda, ia aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan dan memiliki kepekaan sosial tinggi terhadap penderitaan rakyat. Kepeduliannya terhadap bangsa mendorongnya untuk menggunakan kemampuan orasinya sebagai alat perjuangan. Dalam konteks masa kini, keteladanan Bung Tomo tercermin pada keberaniannya untuk bersuara dan bertindak bagi kepentingan bersama.
Nilai lain yang patut dicontoh dari Bung Tomo adalah keberanian moral. Ia tidak gentar menyampaikan kebenaran, bahkan di tengah situasi yang penuh tekanan. Sikap ini menjadi pelajaran berharga di era digital, ketika kebenaran sering kali tenggelam oleh opini. Generasi muda dapat meneladani keberanian Bung Tomo dengan berani menyuarakan keadilan, namun tetap menjaga etika, dan mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
Peringatan Hari Pahlawan bukan hanya ajang untuk mengenang, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab sebagai penerus bangsa. Seperti halnya Bung Tomo yang memimpin perjuangan dengan semangat tanpa pamrih, setiap individu memiliki peran penting dalam mengisi kemerdekaan.
Menjadi pahlawan masa kini berarti berjuang melalui bidang masing-masing baik pendidikan, teknologi, lingkungan, maupun sosial dengan semangat pengabdian.
Penulis: Dede Rahayu Adiningtyas
Dokumentasi: Gramedia