Terlambat Menunjukkan Cinta

“Tapi semua yang kau cinta akan pergi, maka tunjukkan cintamu sebelum terlambat” -Nosstress

Belum sempurna luka ini sembuh di awal tahun 2023 karena kematian, kini luka baru muncul lagi di akhir tahun 2023. Aku dulu berpikir bahwa aku masih memiliki banyak waktu dengan Kakekku, sampai aku lupa bagaimana cara menghargai dan menikmati momen-momen itu dengannya. Ketika hari itu tiba, hari dimana aku benci pulang ke rumah karena mengetahui hidupku tidak akan pernah sama lagi seperti sebelumnya.

Menurutku, artis terhebat bukanlah artis papan atas, tapi artis yang terhebat adalah orang yang berpulang. Satu kali panggilan telepon, semua anak cucu bahkan kerabat mendatangi rumah kakek saat itu juga. Berjalan tergesa diiringi tangis air mata serta kenangan semasa hidup dengannya yang tiba-tiba muncul memenuhi isi kepala.

Bapak mampu membuat semua orang menangis tersedu-sedu meskipun bapak tidak melakukan apa-apa. Mesikpun ia nyatanya adalah seorang kakekku. Ia berperan layaknya seorang ayah bagiku.

“Sing tabah Yo nduk” Ucapan itu tidak terasa menangkan sedikitpun dihatiku. 

Aku benci kematian, aku benci perpisahan. Walupun realitanya itulah kehidupan.

Aku kehilangan sosok yang ku anggap sebagai ayah. Bapak yang selalu paling semangat ketika menyambut cucunya pulang. Tapi, kini sosok yang selalu menjadi alasanku pulang, sosok yang ingin ku buat bangga saat kelulusanku nanti sudah tidak ada. Senyuman hangatnya tidak lagi ada kala aku membutuhkannya. 

Saat aku mengantarkan bapak ke peristirahatan terakhir aku merasa yang paling kehilangan atas kepergian bapak. Tapi, aku lupa bahwa nenek juga kehilangan suaminya, ada ibu dan budhe-ku yang juga kehilangan sosok ayahnya. 

Kita semua kehilangan. Kita kehilangan sosok yang kita cintai. 

Jika memang ada kehidupan selanjutnya, aku berharap akan terus jadi cucu bapak. Terimakasih pak, sudah jadi alasan aku masih melanjutkan pendidikan sampai sekarang. Terimakasih pak, sudah menjadi kakek yang terbaik. 

Jika waktu dapat diulang, aku ingin bapak sehat, tanpa perlu melihat bapak berbaring lemah kesakitan, jika waktu dapat diulang. aku ingin momen saat kita tidak sehati dan ketika kita sebagai manusia saling menunjukkan kejelekan kita masing-masing itu tidak ada dan tidak pernah terjadi dan kita bisa saling menunjukkan rasa cinta kita dipenuhi kenangan manis dan indah. 

“Aku minta maaf..” 

Aku yakin kata itu tidak berarti apapun saat ini, karena rasa penyesalanku yang tidak mau menemuimu ketika tahu dirimu sakit, adalah bodoh yang sesungguhnya. Tapi percayalah, aku harap doaku, dapat menembus langit dan didengar olehmu.

Langkah kaki pertama yang kuambil ketika meninggalkan pemakamanmu, tidak akan kulupakan, dan akan menjadi pelajaran serta kisah yang dapat menguatkan diriku dimasa depan. 

“You truly are the loss of my life”

Grandad’s girl forever and always –

Penulis: Nadea Diva Nurfin Afrilia (BK), Khesya Dyanza (TP)