Mengenal Lebih Dalam Model Pendidikan TRECB, Solusi Holistik Pembentukan Karakter di Sekolah Dasar

fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Menapaki karir di bidang pendidikan tentu bukanlah hal yang mudah, apalagi menempuh perjalanan dari seorang guru menjadi dosen. Semakin tinggi jenjang studi, maka semakin besar kewajiban yang diemban untuk memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, serta Pengabdian kepada Masyarakat. Seiring berkembangnya zaman, penelitian yang dilakukan oleh dosen tentunya harus memiliki inovasi dan novelty yang memadukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Penelitian dalam dunia pendidikan kerap membahas tentang Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pengembangan Media Pembelajaran, hingga Metode pendekatan dalam pembelajaran guna meningkatkan pemahaman peserta didik. Penelitian serupa telah dilalui oleh Dr. M. Bambang Edi Siswanto,M.Pd. melalui disertasinya yang berjudul “Model Pendidikan Transformative Reflexive Empowering Character Building (TRECB) untuk Mewujudkan Pembiasaan Profil Pelajar Pancasila pada Sekolah Dasar.” 

Dalam podcast FIP episode 5 Maret 2025, Dr. Bambang  mengungkapkan alasannya memilih judul tersebut yakni untuk meningkatkan pendidikan karakter dengan pendekatan secara holistik  melalui peran guru, stakeholder, orang tua, serta antar teman sebaya. Ia membuat terobosan berupa website TRECB.com yang memuat beragam fitur untuk melengkapi kegiatan pembelajaran. 

“Di dalam website telah tersedia bahan ajar untuk beberapa pertemuan, modul proyek sebagai panduan pelaksanaan P5, fitur literasi yang menyediakan beragam bacaan untuk siswa SD, Asesmen  berbasis quizizz, sejumlah film yang memuat pendidikan karakter, serta LMS (Learning Management System) dojo class yang memuat tokoh karakter,” terangnya.

Pendidikan karakter dapat diimplementasikan kepada peserta didik  melalui serangkaian tahapan yang meliputi pengenalan, praktik, pengorganisasian, pembiasaan, internalisasi, dan evaluasi. “Kebaikan harus terorganisir melalui host learning system. Dalam hal ini, siswa akan dibagi menjadi enam kelompok dengan masing-masing kelompok berisi gabungan kelas 1-6 dan setiap anak memiliki label warna untuk memudahkan tahap monitoring secara offline maupun online melalui website,” tambahnya.

Karakter baik adalah pondasi utama dalam pendidikan di Sekolah Dasar. Sehingga setiap sekolah wajib melakukan pembiasaan karakter baik agar peserta didik terbiasa melakukannya dengan kesadaran penuh dan niat yang sungguh-sungguh untuk menjadi anak yang baik.

Penulis : Chantika Toti Yuliandani (PGSD), Tita Rahmawati (PLB)