Inovasi pembelajaran berbasis teknologi kembali dihadirkan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Luh Himmatul Khoiro, mahasiswa Magister (S2) Pendidikan Dasar, berhasil mengembangkan media pembelajaran berbasis Augmented Reality (AR) menggunakan Assemblr Edu untuk meningkatkan minat belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar pada mata pelajaran IPA, khususnya materi pencernaan makanan.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep sistem pencernaan yang bersifat abstrak dan sulit divisualisasikan melalui media konvensional. Akibatnya, minat belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik belum berkembang secara optimal. Melalui pemanfaatan teknologi AR, media Assemblr Edu dirancang untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih konkret, interaktif, dan kontekstual bagi siswa kelas V sekolah dasar.
Penelitian yang dibimbing oleh Prof. Dr. Nadi Suprapto, S.Pd., M.Pd., Ph.D. dan Dr. Binar Kurnia Prahani, S.Pd., M.Pd. ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model ADDIE yang meliputi tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian melibatkan siswa kelas V di SDN Masangan Wetan dan SDN Kloposepuluh 1 Sukodono, Sidoarjo. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, angket minat belajar, validasi ahli, serta tes pretest dan posttest.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran Assemblr Edu yang dikembangkan berada pada kategori sangat valid dengan rata-rata kevalidan mencapai 91,7 persen, serta sangat praktis dengan tingkat kepraktisan sebesar 91,5 persen. Temuan ini menegaskan bahwa media AR tersebut layak digunakan dalam proses pembelajaran IPA di sekolah dasar, baik dari sisi konten, tampilan, maupun kemudahan penggunaan oleh guru dan siswa.
Dari aspek efektivitas, penggunaan Assemblr Edu terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil uji N-Gain, peningkatan kemampuan berpikir kritis berada pada kategori sedang, dengan skor 0,395 pada kelas terbatas, 0,342 pada kelas luas 1, dan 0,381 pada kelas luas 2. Meski belum mencapai kategori tinggi, hasil ini menunjukkan kontribusi positif media AR dalam mendorong siswa untuk menganalisis, memahami, dan mengaitkan konsep IPA secara lebih mendalam.
Penelitian ini menegaskan bahwa integrasi Augmented Reality dalam pembelajaran IPA sekolah dasar merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan pendidikan abad ke-21. Media Assemblr Edu tidak hanya meningkatkan minat belajar, tetapi juga menjadi sarana efektif dalam melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui visualisasi yang interaktif dan menyenangkan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi guru dan peneliti pendidikan dalam mengembangkan media pembelajaran digital inovatif berbasis teknologi mutakhir di sekolah dasar.