Fip.unesa.ac id, Surabaya 14 Nopember 2023 – Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya menerima benchmarking study dari Sae Kyung University, Seoul, Korea yang memabahas “student crime in digital revolution era” di ruang sidang FIP lantai 2 pada selasa, 14 November 2023. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk membekali mahasiswa untuk mengantisipasi datangnya kejahatan yang marak di lingkungan kampus dalam penerapan tri dharma perguruan tinggi. Narasumber yang didatangkan selaras dengan kepakarannya yakni Shin Sungshik, Ph.D dari Sae Kyung University, Seoul, Korea.
Prof. Dr. Budi Purwoko, S.Pd, M.Pd selaku Wakil Dekan bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni FIP UNESA menyambut dengan terbuka kedatangan mereka di fakultas bertagline HANDAL. Ia mengatakan kolaborasi menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan.”Internsionalisasi harus terus digalakkan oleh semua prodi, agar mahasiswa tidak hanya berada di zona nyaman dalam berkuliah. Ini penting, agar mahasiswa memiliki mindset yang terus bertumbuh” ucapnya. Menurut dosen prodi bimbingan dan konseling itu, status kejahatan di Indonesia kebanyakan kasus pencurian sedangkan di Korea Selatan berupa penyerangan dan pencurian. Nah, mahasiswa harus peka dengan berbagai kejahatan yang marak di lingkungan kampus.
Shin Sungshik, Ph.D memaparkan ada empat teori insiden kejahatan, diantaranya teori promosi, teori gaya hidup, teori daerah menyimpang, dan teori aktivitas sehari-hari. Satu dari empat teori yang paling berpengaruh adalah teori aktivitas sehari-hari. Sebab, seseorang dengan mudah diidentifikasi saat melakukan kejahatan. Atas hal itu, ia memaparkan cara mencegah kejahatan untuk mahasiswa FIP UNESA bisa melalui CPTED (Crime Prevention Through Environtmental Design) yaitu pencegahan kejahatan melalui desain lingkungan. Secara sederhananya, pencegahan yang dilakukan dengan mengamati lingkungan sekitar.
Pertama, mengecat pagar warna-warni atau membuat mural di dinding. menurutnya, dapat mengurangi tindak kejahatan di malam hari. sebab warna cerah dapat memantulkan cahaya sehingga membuat suasana sekitar menjadi terang. “Di korea, cara mencegah kejahatannya melalui pagar di rumah masing-masing, ketika pagar rumah tersebut dibuka, akan terdapat cermin yang dapat memantulkan gambar orang yang sedang membuka pintu tersebut” terangnya.
Kedua, proteksi dari diri sendiri. Artinya, kemanapun berpergian membawa sesuatu yang dapat digunakan untuk melawan kejahatan. Misalnya membawa pepper spray, peluit, atau dapat berteriak ketika kejahatang datang. Ini bisa dikembalikan ke individu masing-masing.
Ketiga, hindari tempat yang gelap, sepi, dan mencurigakan. Tidak dapat dipungkiri, tempat tempat tersebut menjadi peluang bagi seseorang untuk berbuat kejahatan. Langkah yang dapat diambil adalah gunakan jalan yang masih banyak dilewati, pencahayaan yang terang, dan masih banyak orang yang beraktifitas.
###
Penulis : Cantika dan Dede Rahayu
Fotografer : Reynaldo