Senin, 27 November 2017 Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa (HMJ PLB) sukses gelar acara penutupan pendopo seni dengan tema “Sweet Art Festival of Special Education” bertempat di Auditorium O6 PLB unesa.
Acara ini dimulai dari pukul 16.00-17.35, dan dibuka dengan pemutaran vidio hasil dari pelatihan-pelatihan pendopo seni jurusan PLB yang telah dilakukan selama kurang lebih enam bulan. Pendopo seni PLB terdiri dari pelatihan braille, pelatihan sistem isyarat bahasa indonesia (SIBI), pelatihan accoustic, pelatihan keroncong, pelatihan tari modern dan tari tradisional. Acara ini tidak hanya untuk mahasiswa PLB saja tetapi dibuka untuk umum dan tanpa biaya.
Tema sweet art festival diambil karena dianggap dapat memberikan gambaran bahwa pendopo seni di PLB terdiri dari beberapa jenis. Sweet sendiri dimaksudkan untuk mengenang hal-hal manis yang telah dilalui selama pelatihan sekaligus menutup perjalan pelatihan pendodopo seni periode 2017 dan akan dibuka kembali pada 2018.
Acara pertama yakni penampilan tari saman PLB, dilanjutkan penampilan braille yang diwakili oleh dua mahasiswa yang aktif mengikuti pelatihan braille, kedua mahasiswa tersebut adalah Lingga Fajar Ramadhan, mahasiswa pendidikan luar biasa angkatan 2017 dan mahasiwa pendidikan bahasa inggris dari fakultas bahasa dan seni unesa. Ini menunjukkan bahwa pelatihan pendopo seni PLB dapat menarik minat mahasiswa hingga luar jurusan bahkan luar fakultas. Dan dilanjut penampilan tari jejer (tradisional) dan penampilan keroncong dilanjut penampilan dari SIBI anggota 2017, yang merupakan pelatihan dengan peserta terbanyak jika dibandingkan dengan pelatihan lain yang ada di pendopo seni PLB. Setelahnya dilanjut dengan penampilan akustik dan dance. Acara ditutup dengan penampilan SIBI dari ketua HMJ PLB, Yoga Rizky Kurniawan.
SIBI (Sistem isyarat Bahasa Indonesia) sendiri merupakan bahasa isyarat yang digunakan oleh para penyadang gangguan pendengeran atau biasa dikenal tunarunggu, sedangakan braille merupakan tulisan timbul yang cara membacanya dengan menyetuh tulisan timbul tersebut bagi penyandang hambatan pengelihatan atau tunanetra, adapun alat yang digunakan untuk membuat tulisan timbul ini yaitu reglet dan stylus.
Acara ini merupakan program kerja dari HMJ PLB 2017 bidang PSDM, dan merupakan acara rutin dari PLB. Terdiri dari 18 anggota panitia gabungan dari anggota HMJ dan mahasiwa yang mengikuti pelatihan pendopo seni PLB.
“pelatihannya asik dan sangat menarik, mahasiswa 2017 juga sangat aktif mengikuti kegiatan pelatihan, tidak hanya dari mahasiswa PLB saja melainkan ada pula yang dari jurusan dan fakultas lain di unesa. Harapannya pelatihannya dapat ditambah lagi sebab pada tahun 2017 ini telah diikuti banyak mahasiswa jadi di tahun 2018 diharapkan tidak menurun anggotannya” jelas Tri Okta Mayasari, selaku ketua pelaksana. (NR/PIF)