Sore Istri dari Masa Depan Menghadirkan Sinematografi Memukau untuk Menyampaikan Pesan Pendidikan dan Moral

fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Film Sore: Istri dari Masa Depan karya Yandy Laurens tidak hanya menarik dari sisi cerita dan pesan moral, tetapi juga memikat dari teknik shooting dan sinematografi yang digunakan. Dari perspektif pendidikan, film ini menunjukkan bagaimana visual dapat menjadi medium pembelajaran emosional, menyampaikan nilai-nilai moral melalui estetika dan pencahayaan yang matang.

Salah satu keunggulan film ini adalah pemilihan sudut kamera yang cermat untuk menekankan perjalanan karakter utama, Sore. Teknik close-up digunakan secara efektif untuk menyorot ekspresi emosional Jonathan saat menghadapi dilema hidupnya, sehingga penonton dapat “merasakan” proses refleksi dan pembelajaran yang ia alami. Teknik ini mirip dengan metode observasi dalam pembelajaran berbasis pengalaman, di mana detail perilaku menjadi fokus untuk memahami karakter dan konsekuensi tindakan.

Selain itu, penggunaan lighting di film ini sangat strategis. Adegan di masa lalu Jonathan diberi pencahayaan hangat untuk menimbulkan rasa nostalgia dan keamanan, sementara adegan masa depan dengan konsekuensi yang berat diberi pencahayaan redup dan kontras tinggi. Perubahan cahaya ini tidak hanya mempertegas alur cerita, tetapi juga mendukung aspek edukatif, yaitu membimbing penonton memahami perbedaan konsekuensi pilihan.

Teknik long take dan tracking shot juga diterapkan untuk mengekspresikan perjalanan waktu dan dinamika hubungan antar karakter. Kamera mengikuti Sore dengan gerakan lembut, seolah mengajak penonton mengalami pergeseran waktu bersamanya. Hal ini memberikan sensasi imersif yang mirip dengan simulasi pengalaman dalam teknologi pendidikan, di mana siswa belajar melalui “pengalaman nyata” dalam konteks yang terkontrol.

Editing dan transisi visual pun menjadi bagian penting. Pergeseran antara masa lalu dan masa depan dilakukan dengan cutting yang halus dan visual efek minimalis, sehingga narasi tetap fokus pada karakter dan pesan moral, bukan sekadar efek visual semata. Musik latar yang dikombinasikan dengan teknik shooting ini membuat setiap adegan terasa hidup dan emosional, mendukung pengalaman belajar batin yang disampaikan film.

Mahasiswa Teknologi Pendidikan UNESA, Maulana Zihad, memberikan tanggapan terkait aspek visual film ini. Menurutnya, “Sinematografi film Sore mengajarkan kita bahwa cara penyampaian pesan sama pentingnya dengan pesan itu sendiri. Teknik kamera dan pencahayaan yang tepat membuat nilai moral dan pembelajaran emosional tersampaikan lebih kuat daripada kata-kata.”

Dengan kombinasi cerita yang menyentuh dan teknik shooting yang cermat, Sore: Istri dari Masa Depan menjadi contoh bagaimana film dapat digunakan sebagai media pendidikan. Tidak hanya menghibur, tetapi juga memfasilitasi pembelajaran nilai moral, empati, dan refleksi diri melalui visual yang efektif. Bagi para pendidik dan mahasiswa, film ini dapat menjadi referensi bagaimana storytelling dan teknik visual bisa bersinergi untuk menciptakan pengalaman belajar yang mendalam.

Dokumentasi: Pinterest