Penelitian inovatif kembali dihasilkan oleh sivitas akademika Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Imam Hadi Prayitno dan Najlatun Naqiyah, peneliti dari Unesa, mengkaji efektivitas konseling kelompok dengan teknik cinema therapy sebagai strategi peningkatan efikasi akademik siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), di tengah tantangan krisis pembelajaran yang tercermin dari rendahnya capaian skor PISA Indonesia.
Penelitian ini berangkat dari realitas bahwa lingkungan sekolah yang nyaman belum tentu mampu membangun keyakinan siswa terhadap kemampuan akademiknya sendiri. Rendahnya efikasi akademik, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris, menjadi perhatian serius karena berdampak langsung pada motivasi dan hasil belajar. Oleh karena itu, peneliti menawarkan pendekatan konseling kelompok berbasis cinema therapy sebagai alternatif intervensi yang lebih kontekstual dan reflektif.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain pra-eksperimen one-group pretest–posttest. Subjek penelitian terdiri atas lima siswa kelas X di salah satu SMK yang dipilih melalui teknik purposive sampling, dengan kriteria memiliki efikasi akademik rendah. Intervensi dilakukan melalui konseling kelompok yang terstruktur dan dirancang untuk menggugah kesadaran, emosi, serta refleksi diri siswa terhadap pengalaman belajarnya.
Dalam penerapannya, cinema therapy dilaksanakan melalui tiga tahap utama, yakni asesmen atau diagnosis awal, pemilihan film atau video yang relevan dengan permasalahan siswa, serta tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan mencakup pengarahan, penayangan film, penugasan reflektif, dan diskusi kelompok. Proses ini memungkinkan siswa mengaitkan pesan film dengan pengalaman pribadi sehingga muncul pemaknaan baru terhadap kemampuan dan potensi akademik mereka.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan efikasi akademik siswa. Skor rata-rata efikasi akademik meningkat dari 81,8 pada pretest menjadi 96,6 pada posttest. Analisis menggunakan Paired T-Test mengonfirmasi peningkatan tersebut signifikan secara statistik dengan nilai signifikansi 0,006 (p < 0,05), serta didukung nilai t-hitung 5,354 lebih besar dari t-tabel 2,776. Temuan ini membuktikan bahwa cinema therapy efektif dalam meningkatkan efikasi akademik siswa.
Penelitian ini menegaskan bahwa konseling kelompok dengan teknik cinema therapy dapat menjadi strategi inovatif dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Implikasinya, diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara konselor sekolah dan guru mata pelajaran agar intervensi psikopedagogis dapat terintegrasi secara optimal dalam proses pembelajaran. Hasil riset ini diharapkan menjadi referensi bagi pengembangan layanan pendidikan yang lebih humanis, kreatif, dan berorientasi pada penguatan kepercayaan diri akademik siswa.