Peran komunikasi antara guru dan orang tua kembali mendapat sorotan melalui penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Desi Ayu Sulistyo, mahasiswa Program Studi S1 PGSD, mengangkat tema pola komunikasi guru dengan orang tua dalam membentuk karakter sosial siswa di SDN Kapasan III/145 Surabaya, khususnya pada aspek kedisiplinan siswa dalam berpenampilan, berseragam, dan penggunaan atribut sekolah.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa keberhasilan pendidikan karakter di sekolah dasar tidak dapat dilepaskan dari sinergi antara guru dan orang tua. Kedisiplinan siswa sebagai bagian dari karakter sosial membutuhkan komunikasi yang efektif, konsisten, dan berkelanjutan. Tanpa koordinasi yang baik, nilai-nilai disiplin yang ditanamkan di sekolah berpotensi tidak berjalan optimal di lingkungan rumah.
Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, penelitian ini melibatkan kepala sekolah, guru, orang tua, dan siswa sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara sistematis melalui tahapan data condensation, data display, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan, sehingga menghasilkan gambaran komprehensif mengenai pola komunikasi yang terbangun di sekolah tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi guru dengan orang tua di SDN Kapasan III/145 Surabaya dilakukan melalui berbagai forum, mulai dari pertemuan awal dan akhir semester, pertemuan khusus, pemanggilan orang tua, kegiatan korlas, hingga komunikasi harian sesuai kebutuhan. Pola komunikasi yang terjalin bersifat dua arah dan multiarah, berlangsung secara formal maupun informal, serta dilakukan secara rutin maupun insidental menyesuaikan kondisi siswa.
Bentuk komunikasi yang digunakan pun beragam, baik secara lisan maupun tulisan, dengan media langsung maupun perantara seperti telepon dan aplikasi WhatsApp. Faktor pendukung komunikasi antara lain ketersediaan sarana komunikasi, keaktifan guru dalam menjalin hubungan dengan orang tua, pendekatan persuasif guru, serta meningkatnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan karakter. Sementara itu, faktor penghambat meliputi keterbatasan alat komunikasi, kesibukan orang tua, kondisi siswa yang tidak tinggal bersama orang tua, serta rendahnya kesadaran sebagian wali murid.
Penelitian ini menegaskan bahwa komunikasi yang terbuka dan kolaboratif antara guru dan orang tua menjadi kunci dalam membentuk karakter sosial dan disiplin siswa sekolah dasar. Temuan ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi sekolah-sekolah lain untuk memperkuat strategi komunikasi pendidikan, sehingga pembentukan karakter siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga berlanjut secara konsisten di lingkungan keluarga.