FIP UNESA Cetak Prestasi: Mifta, Mahasiswa Disabilitas Netra, Raih Juara Nasional Lewat Cerpen

fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) tak henti-hentinya menorehkan prestasi gemilang. Dalam beberapa bulan terakhir terdapat peningkatan signifikan dalam perolehan penghargaan di berbagai kompetisi akademik maupun non-akademik, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Kesempatan meraih juara tentunya menjadi dambaan setiap mahasiswa, tak terkecuali Miftahus Salamah, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa (PLB) FIP UNESA angkatan 2023 penyandang disabilitas netra. Berangkat dari hobi menulis, ia membuktikan bahwa keterbatasan tak menjadi halangan untuknya berkarya.

Melalui semangat kompetitif yang tinggi, ia berhasil meraih Juara 3 Cerpen Terbaik yang dibukukan dengan tajuk “Swatantra Aksara” tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh PT Betterfly Education.

Gadis yang akrab disapa Mifta itu menjelaskan dalam cerpennya yang bertajuk “Di Masa Sekolah” berisi pengalaman suka dukanya bersama teman-teman selama di bangku sekolah, hari demi hari ribuan kisah yang mereka lalui bersama hingga tiba di masa perpisahan.

Tantangan MIfta dalam Berkarya

Dalam proses penulisan cerpennya, ia mengungkapkan bahwasannya pemilihan diksi serta perangkaian kalimat masih menjadi rintangan baginya. “Memang memilih diksi itu cukup rumit, tetapi saya mencoba menulis dengan perasaan yang murni mengalir dari hati,” tuturnya.

Guna menghasilkan karya yang menarik, membaca adalah kunci utama. “Kalau sering membaca, kita akan menemukan kalimat-kalimat bermakna yang bisa menjadi inspirasi. Selain itu, ide yang kuat, alur cerita yang jelas, dan konflik yang menarik sangat penting,” jelas mifta. 

Meski memiliki keterbatasan sebagai seorang tunanetra, teknologi menjadi jembatan bagi MIfta untuk berkarya. “Saya menggunakan laptop dengan aplikasi tambahan bernama NVDA atau screen reader,” ungkapnya.

NVDA adalah aplikasi pembaca teks di layar dan mengubahnya menjadi suara, sehingga pengguna dipermudah dalam menulis maupun mengerjakan tugas.

Dengan semangat tinggi serta bantuan teknologi, karya yang dihasilkan Mifta menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk berkarya. “Bersemangatlah! Percayalah bahwa kalian pasti bisa, meskipun harus melalui proses, termasuk kegagalan. Menulis adalah perjalanan panjang, jadi nikmati prosesnya,” pesannya bagi para mahasiswa.

Mifta berharap pesan-pesan dalam cerpennya mampu memotivasi pembaca sekaligus memberikan pandangan baru serta sebagai sarana pembelajaran bagi setiap orang yang menikmatinya.

Ia uga bertekad untuk terus meningkatkan kualitas tulisannya, baik dalam bentuk cerpen, puisi, maupun novel. “Saya ingin karya-karya saya di masa mendatang menjadi lebih baik dan semakin menarik,” ungkapnya. Itu menunjukkan dedikasinya untuk berkembang dalam dunia literasi.

Penulis: Dede Rahayu Adiningtyas (PGSD), Chantika Toti Yuliandani (PGSD)