fip.unesa.ac.id – Penelitian terbaru dari Universitas Negeri Surabaya menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara sertifikasi guru, profesionalisme, dan disiplin kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Gresik, baik secara parsial maupun simultan. Studi ini berfokus pada 190 guru SMA Negeri bersertifikasi, yang dipilih menggunakan teknik Proportional Sampling dari total populasi 362 guru bersertifikasi di 12 SMA Negeri se-Kabupaten Gresik. Hasil analisis regresi berganda (Adjusted R Square) menunjukkan bahwa ketiga variabel ini secara bersama-sama memiliki kontribusi sebesar 45,8% dalam menjelaskan variasi kinerja guru.
Secara individu, variabel profesionalisme terbukti memiliki pengaruh paling dominan terhadap kinerja guru. Koefisien regresi profesionalisme sebesar 0,528 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan skor profesionalisme akan meningkatkan kinerja guru sebesar 52,8%. Temuan ini memperkuat pandangan bahwa kualitas guru sangat ditentukan oleh kesiapan mereka dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran secara efektif dan efisien. Analisis deskriptif menunjukkan bahwa aspek terkuat profesionalisme adalah menguasai materi pembelajaran, sementara aspek terlemahnya adalah memperbaharui pemahaman materi , yang menjadi catatan penting untuk pengembangan diri guru di masa depan.
Variabel sertifikasi guru juga menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja guru (koefisien regresi 0,363). Ini mengindikasikan bahwa upaya pemerintah melalui program sertifikasi telah efektif dalam mendorong peningkatan kinerja guru SMA Negeri di Gresik. Namun, hasil kuesioner menunjukkan adanya kesenjangan, di mana poin tertinggi dalam variabel sertifikasi adalah kesesuaian kualifikasi akademik, sedangkan poin terendah adalah keaktifan dalam forum ilmiah. Hal ini menyoroti perlunya penguatan program pasca-sertifikasi yang lebih fokus pada aktivasi kegiatan pengembangan profesional yang berkelanjutan, seperti seminar dan lokakarya.
Sebuah temuan menarik muncul dari variabel disiplin kerja. Meskipun secara statistik berpengaruh signifikan, hasil analisis regresi menunjukkan koefisien negatif sebesar -0,354. Koefisien negatif ini menyiratkan bahwa, dalam konteks SMA Negeri Kabupaten Gresik, peningkatan disiplin kerja justru berpotensi menurunkan kinerja guru. Peneliti menduga hal ini disebabkan oleh penerapan sistem disiplin yang terlalu kaku dan formal/administratif yang tidak memberi ruang bagi inisiatif dan kreativitas guru, atau lebih berorientasi pada hukuman daripada pembinaan. Konsistensi dengan temuan ini, aspek disiplin kerja dengan skor terendah adalah mengikuti kegiatan di sekolah.
Secara simultan, ketiga variabel (sertifikasi guru, profesionalisme, dan disiplin kerja) terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru (F-hitung 54,152; Sig. <0,001). Hal ini menguatkan kesimpulan bahwa kinerja guru adalah hasil kolektif dari status formal, kemampuan profesional, dan kepatuhan terhadap aturan. Analisis kinerja guru sendiri menunjukkan predikat Sangat Baik (Mean 70,35) , dengan poin tertinggi pada indikator memastikan peserta didik memahami langkah pembelajaran menunjukkan komitmen guru terhadap kejelasan instruksi dan poin terendah pada menyesuaikan instruksi pembelajaran dengan peserta didik , menandakan tantangan dalam aspek diferensiasi pengajaran.
Hasil penelitian ini memberikan implikasi manajerial yang kuat bagi Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah SMA Negeri di Kabupaten Gresik. Prioritas utama harus diberikan pada peningkatan profesionalisme guru karena pengaruhnya yang paling dominan. Selain itu, sistem disiplin kerja harus direvisi dari pendekatan kaku menjadi model pembinaan yang memberdayakan, yang menghargai inisiatif dan kreativitas guru, agar sejalan dengan tujuan peningkatan kinerja. Dengan penyesuaian strategis pada ketiga faktor kunci ini, kualitas pendidikan di SMA Negeri Kabupaten Gresik diharapkan dapat terus ditingkatkan.
Peneliti: Deka Dwi S.