Fip.unesa.ac.id, Surabaya – Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan seminar pertama internasional dengan tema “Entrepreneurship in Global Counseling” pada Senin, 29 Mei 2023 di auditorium gedung LPSP, lantai 9 Unesa dan melalui zoom meeting. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si mengatakan lewat seminar ini peserta yang mengikuti dapat memiliki wawasan yang luas tentang metode-metode konseling untuk diterapkan kepada klien. Selain itu, di era yang cepat, konseling harus cakap dalam berbagai kompetensi, salah satunya dengan wirausaha. “Seminar ini merupakan wadah untuk mengembangkan minat dan potensi untuk menjadi konselor yang professional, kiat-kiat menjadi konselor yang professional seperti memahami karateristik klien yang berbeda, menciptakan hubungan yang hangat dengan klien, dan memiliki kode etik yang diterapkan kepada klien” katanya.
Dosen Bimbingan dan Konseling yang sekaligus pembicara Dr. Eko Darminto, M.Si menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling telah diimplementasikan di berbagai sekolah dan membuka layanan konseling secara privat. Namun, dibalik itu, terdapat pihak-pihak yang menyalahgunakan konseling seperti malpraktik, konselor dengan tidak mengedepankan kode etik konseling, dan konseling dengan seadanya. Dari itu, seorang konselor harus memiliki kode etik yang selaras dengan profesinya, agar tidak memberikan kerugian kepada pihak manapun. Selain itu, seorang konselor ditunjang dengan kompetensi percaya diri, problem solving dengan masalah yang dihadapi klien, serta memberikan layanan konseling dari hati. “Gunakan setiap waktu sekarang, dimanapun kalian berada, untuk belajar menjadi konselor. Karena itu, belajarlah untuk melaksanakan tugas konselor dengan preffesional” tambahnya.
Kepala Departemen Pendidikan Psikologi dan Konseling Universitas Malaya Dr. Azmawaty Nor, Ph.D membahas kiat-kiat membangun konseling di Malaysia sesudah pandemi covid-19. Dari perubahan proses belajar mengajar di Malaysia, Dr. Azmawaty Nor, Ph.D mengatakan kondisi itu dapat diatasi dengan pembangunan karir untuk memulihkan potensi dan kondisi mental yang dihadapi oleh peserta didik di Malaysia. Ia menerapkan pendekatan-pendekatan konseling yang selaras dengan perkembangan zaman dan karateristik peserta didik, yakni (1) islamic counselling (2) chinese cultural counselling (3) Indian culturel conseling. Hal itu juga didukung dengan mengadvokasi kesehatan mental seperti : (1) deteksi awal untuk mencegah gangguan mental (2) assessment dan screening (3) edukasi psikologi. Dia berharap dari pertemuan itu bahwa peserta dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, menjaga kewarasan mental dari tuntutan yang tinggi, serta memiliki koping yang baik. “Kita tidak bisa membahagiakan semua orang, teruntuk itu, lakukanlah terbaik dengan versi diri kita masing-masing dan maksimalkan potensi yang dimiliki” terangnya.
Sementara itu, Direktur dan Konsultasi Bisnis Korea Jane Jihye Kim mengatakan bahwa wirausaha adalah proses dari membuat atau memulai sesuatu untuk menghadapi tantangan yang dilakukan sehari-hari. Menurutnya, dengan seseorang memulai usaha atau menjadi wirasuaha mengambil langkah adalah hal yang harus dilakukan, kemudian berani untuk mengambil risiko. “Mengapa kita tidak mencoba berani untuk membuat sesuatu yang berbeda ? Kita bisa loh memulai itu semua (wirausaha-red) dengan merencanakan untuk mencapai puncak kesuksesan dalam berwirausaha” terangnya. Mindset wirausaha seharusnya, lanjut Jane Jihye Kim, bahwa semakin dekat dengan kegagalan maka sebenarnya, garis kesuksesan untuk menjadi wirausaha semakin dekat. Hal ini, yang mesti diutamakan Ketika ingin menjadi wirausaha.
Penulis : Nasha Rizqita dan Putri Sania