fip.unesa.ac.id SURABAYA- Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP UNESA) berhasil meraih prestasi luar biasa dengan menyabet gelar Juara 1 Kumite Amatir Senior Upper 17 dalam Kejuaraan Jujitsu Unesa Open (KJUO) XVIII 2024 se-Asia Tenggara. KJUO XVII 2024 merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh UKM Jujitsu Dojo Unesa pada tanggal 18-20 Oktober 2024 di Gedung Serba Guna Unesa Ketintang.
Cabang olahraga Jujitsu terdiri dari dua kategori yaitu Newaza dan Fighting. Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan FIP UNESA, Salsabilla Qurrotu Aini, mengikuti kedua kategori dalam ajang KJUO XVIII 2024. Dalam sesi wawancara, ia mengungkapkan, “Ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya. Sebelumnya saya belum pernah mengikuti kejuaraan untuk kategori newaza dan ini merupakan pertama kalinya, sedangkan untuk kategori fighting, saya sering mengikutinya dan bersyukur selalu mendapat kemenangan,” jelasnya.
“Pada kejuaraan ini, di kategori newaza saya kurang beruntung. Tetapi Alhamdulillah pada kategori fighting saya mendapatkan juara 1 meskipun saat itu saya sempat mengalami cedera di kaki bagian tempurung sebelah kanan dan sebelum final saya mengalami demam serta nyeri di jari tangan dan tempurung kaki yang membuat saya harus bolak-balik untuk meminta kompres,” tambahnya.
Ia mempersiapkan kejuaraan ini dengan latihan yang kurang maksimal dikarenakan harus membagi waktu dengan kuliah dan part time. Sebelumnya, Salsa sempat ragu untuk mengikuti kejuaraan ini karena ia sudah lama tidak mengikuti UKM dan lebih berfokus pada part time yang ia kerjakan. Namun, melihat teman-teman yang ada di UKM nya mengikuti kejuaraan tersebut, ia pun menjadi tertarik.
Salsa menjelaskan motivasinya untuk mengikuti ajang KJUO XVIII 2024 ini adalah target dari dirinya sendiri yang memiliki kegemaran dalam bidang olahraga. Untuk tantangan yang dialami berasal dari dirinya sendiri yang merasa ragu akan kemampuannya ketika bertanding. Selain itu, tantangan lainnya ialah keluarga dan jurusan, Ia sempat diancam untuk berhenti latihan, jika Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang ia dapat di bawah tiga, karena hobi dan jurusannya tidak sejalan, sehingga ia harus berusaha dengan maksimal untuk dapat menyeimbangkan prestasi akademik dan non akademiknya.
Ke depannya, Salsa berharap bisa menjadi atlet Surabaya. “Meskipun beberapa kali tidak terpilih dalam seleksi dan dengan batasan umur maksimal 21 tahun untuk atlet Surabaya, saya tetap bersyukur bisa mencapai titik ini,” ungkapnya. Ia akan terus berjuang untuk mewujudkan impian itu di tahun depan. Yang terpenting, Ia berharap bisa lulus sarjana tepat waktu dengan hasil yang memuaskan serta menjadi sarjana pertama di keluarganya.
Sebagai pesan untuk mahasiswa lain, Salsa menekankan pentingnya kerja keras dan semangat pantang menyerah. Keberhasilannya dalam KJUO XVIII 2024 adalah kisah tentang tekad dan keseimbangan. Di tengah padatnya jadwal kuliah dan tuntutan pekerjaan, ia membuktikan bahwa prestasi olahraga tetap bisa diraih. Pengalamannya menjadi inspirasi bahwa dengan manajemen waktu yang baik dan semangat pantang menyerah, berbagai peran dalam hidup dapat dijalankan dengan optimal.
Cindy Aulia Gultom (PLB), Tita Rahmawati (PLB), dan Rendy Maulana Yaqin (TP)