fip.unesa.ac.id – Surabaya – Pada Rabu, 19 Maret 2025, di ruang ujian pada pukul 10.00 WIB dilaksanakan ujian disertasi terbuka Program Doktor Teknologi Pendidikan (TP) di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA). Pada kesempatan istimewa ini, Promovendi Susi Widyastuti, S.Si., M.Pd. dengan percaya diri memaparkan hasil penelitian disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Social Emotion Based Blended Learning (SEBBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Menerapkan Prinsip dan Prosedur Membuat Gambar Teknik Manufaktur (GTM).”
Ujian disertasi yang berlangsung di hadapan dewan penguji ini dipimpin oleh Dekan FIP UNESA, Prof. Nursalim, yang bertindak sebagai ketua. Sementara itu, para anggota dewan penguji terdiri dari para akademisi ternama, yakni Prof. Dr. I Nyoman sebagai penguji eksternal, Prof. Dr. Syaiful Bachri, Prof. Andi Kristanto, Dr. Widyowati, Dr. Andi Maryono, serta Prof. Dr. Mustaji. Kehadiran para pakar ini menjadikan forum akademik tersebut berlangsung dengan diskusi yang mendalam dan berorientasi pada pengembangan keilmuan yang lebih maju.
Dalam pemaparannya, Sussi Widyastuti mengungkapkan bahwa penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kebutuhan industri manufaktur akan tenaga kerja yang memiliki keterampilan teknis yang mumpuni. Proses model ini diawali dengan pemilihan topik yang dikaitkan dengan konsep tanggung jawab dan pengambilan keputusan dalam social emotional learning. Kemudian, siswa diajak untuk mengidentifikasi permasalahan, menyusun kriteria keberhasilan, serta mengerjakan tugas secara offline. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara online dengan pendekatan self-management, sehingga siswa dapat mengelola pembelajarannya secara lebih mandiri.

Penguji menyampaikan bahwa elemen penting dalam model ini adalah scaffolding, di mana guru berperan aktif dalam memonitoring kegiatan siswa. Scaffolding diwujudkan dalam bentuk bimbingan mentoring, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan video tutorial yang mendukung pemahaman siswa. Proses ini menghasilkan langkah-langkah sistematis yang kemudian disajikan dalam bentuk diagram-diagram sebagai sub-ordinir pembelajaran.
Selain itu, aspek yang menarik perhatian penguji adalah hubungan antara pembelajaran sosial emosional dengan kemampuan menggambar. “Pembelajaran sosial emosional memiliki lima kompetensi utama, salah satunya adalah self-management atau pengelolaan diri. Dari pengalaman mengajar, ia menemukan bahwa hambatan yang sering dialami siswa adalah keterlambatan dalam pengumpulan tugas serta rendahnya keterlibatan aktif dalam kelas. Oleh karena itu, integrasi self-management dalam pembelajaran menggambar teknik manufaktur menjadi salah satu solusi yang dapat membantu siswa lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam proses belajarnya.” Ungkap Sussi Widyastuti dengan tenang.
Sussi Widyastuti menuturkan pengalaman pembelajaran di S3 Teknologi Pendidikan UNESA yang luar biasa dikarenakan dosen-dosennya humble saat bimbingan untuk proses penyelesaian disertasi ini. Kendala utama atau tantangan yang seringnya dihadapi yaitu pada diri sendiri, utamanya sikap malas dan menunda-menunda. Berusaha untuk meninggalkan kebiasaan tersebut untuk penyelsaian disertasi.
“Rencana ke depan saya akan melakukan diseminasi hasil penelitian saya ke sekolah-sekolah pendidikan teknik mesin sehingga bisa diimplementasikan lebih lanjut. “ tutur Sussi Widyastuti dalam sesi wawancara.
Penulis: Rendy Maulana Yaqin (TP), Zahira Auliya (PGSD)
Dokumentasi: Lina Nur Laili (PLB)