fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) sukses menyelenggarakan Kompetisi Business Model Canvas (BMC) bertajuk InnovativeXplore 2024 dengan tema “Esensi Eksplorasi dan Inovasi”. Kegiatan ini berlangsung sepanjang Agustus hingga Oktober dan mencakup berbagai bidang seperti jasa, bisnis digital, start up, ritel, fashion, teknologi, kuliner, pendidikan, hingga manufaktur.
Ajang yang diikuti puluhan peserta ini mencapai puncaknya pada 19 Oktober 2024, dengan penghargaan diberikan kepada para pemenang yang berhasil menyusun model bisnis inovatif dan aplikatif. Para peserta dinilai berdasarkan kreativitas, kelayakan bisnis, dan potensi pasar yang terkandung dalam proposal yang diajukan.
Para pemenang tersebut berhasil mengalahkan puluhan peserta lainnya yang juga membawa berbagai ide bisnis yang menarik. Penilaian didasarkan pada kreativitas, kelayakan bisnis, serta potensi pasar yang ditawarkan dalam setiap proposal BMC yang diajukan.
Dewan Juri, Mohammad Syahidul Haq, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kreativitas para peserta. “Kami bangga melihat karya-karya luar biasa yang mampu menjawab tantangan dunia bisnis masa kini. Ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki generasi muda dengan potensi besar di bidang kewirausahaan,” ujarnya.
Kompetisi ini dirancang tidak hanya untuk mendorong lahirnya ide-ide bisnis kreatif, tetapi juga untuk menanamkan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda. Dalam era bisnis yang semakin kompetitif, kemampuan merancang model bisnis yang tepat menjadi kunci untuk meraih kesuksesan.
“Kami berharap para pemenang dapat terus mengembangkan ide mereka dan menjadi inspirasi bagi pemuda lainnya untuk berani memulai usaha. Kompetisi ini merupakan langkah awal untuk membangun jaringan dan ekosistem bisnis yang lebih maju,” tambahnya.
Widya Anggraeni Setyarini, mahasiswa Bimbingan dan Konseling FIP UNESA sebagai juara pertama kategori start up mengaku telah lama memiliki ide di bidang bisnis, sehingga ia hanya perlu mengembangkan dan memodifikasi ide uniknya dalam kompetisi ini.
Selanjutnya, ia turut mengungkapkan pentingnya peranan tim yang supportif. Menurutnya, berkoordinasi dengan tim lalu mengikuti sejumlah pelatihan dan bimbingan dapat mempermudah langkahnya hingga babak final sehingga meminimalisir kendala yang dialami. “Harapannya, melalui kompetisi ini saya bisa merealisasikan start up Speak Up Academy dengan matang,” ujarnya.
Melalui lomba ini, FIP UNESA berkomitmen untuk mencetak inovator muda yang mampu membawa perubahan positif dalam dunia bisnis dan kewirausahaan.
Penulis: Dede Rahayu Adiningtyas (PGSD), Chantika Toti Yuliandani (PGSD), Tim Magang FIP