Penelitian mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menyoroti praktik pendidikan inklusif, khususnya dalam pembelajaran anak autis di sekolah dasar. Melalui riset berjudul “Peran Guru Pendidikan Khusus dalam Pembelajaran Anak Autis di SD Labschool Unesa 2”, Dimas Adji Permana mengkaji secara mendalam kontribusi strategis guru pendidikan khusus dalam meningkatkan kualitas layanan belajar bagi peserta didik autis.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan anak autis terhadap layanan pembelajaran yang terstruktur, berkelanjutan, dan sesuai karakteristik individu. Anak autis tidak hanya membutuhkan penguatan kemampuan akademik seperti membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga dukungan pada aspek non-akademik, meliputi komunikasi, interaksi sosial, perilaku, serta perhatian. Peran guru pendidikan khusus menjadi kunci dalam menjembatani kebutuhan tersebut di lingkungan sekolah inklusif.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain deskriptif fenomenologi. Penelitian dilaksanakan di SD Labschool Unesa 2 dengan melibatkan lima guru pendidikan khusus, satu guru kelas reguler, dan satu koordinator bidang kurikulum sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru pendidikan khusus memiliki peran sentral dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai program layanan khusus bagi anak autis. Program tersebut dirancang secara individual untuk menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan masing-masing peserta didik. Guru pendidikan khusus juga memastikan keberlangsungan program melalui evaluasi rutin yang menjadi dasar perbaikan pembelajaran.
Selain itu, guru pendidikan khusus berperan aktif dalam pendampingan guru reguler, mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan dan penilaian pembelajaran akademik di kelas inklusif. Kolaborasi ini membantu guru reguler memahami karakteristik anak autis, menyesuaikan strategi mengajar, serta menciptakan suasana kelas yang lebih inklusif dan ramah bagi semua siswa.
Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran anak autis di SD Labschool Unesa 2 mengalami peningkatan signifikan, baik pada aspek akademik (membaca, menulis, berhitung) maupun non-akademik (komunikasi, interaksi sosial, perilaku, dan perhatian). Penelitian ini menegaskan pentingnya penguatan peran guru pendidikan khusus sebagai pilar utama pendidikan inklusif, sekaligus menjadi rujukan bagi sekolah lain dalam mengembangkan layanan pembelajaran yang adil, adaptif, dan berpusat pada kebutuhan peserta didik.