Menilai Keberhasilan Program Makan Siang dan Minum Susu Gratis di Padang Besar Child Development Center Thailand

Program makan siang dan minum susu gratis di lembaga PAUD menjadi salah satu strategi penting untuk mendukung pemenuhan gizi dan keberlangsungan proses pembelajaran anak usia dini. Penelitian yang dilakukan Halimatus Sakdiyah, mahasiswa S1 Manajemen Pendidikan, mengangkat topik ini melalui studi berjudul “Evaluasi Program Makan Siang dan Minum Susu Gratis di Padang Besar Child Development Center Thailand”. Penelitian ini berupaya menggambarkan sejauh mana program tersebut berjalan efektif serta tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, khususnya terkait aspek gizi dan perilaku peserta didik.

Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan rancangan penelitian evaluasi, Halimatus Sakdiyah menerapkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) untuk menganalisis program secara menyeluruh. Model ini memungkinkannya mengevaluasi latar belakang dan kebutuhan program, ketersediaan sumber daya, pelaksanaan di lapangan, serta hasil yang dicapai. Dengan demikian, penelitian tidak hanya menilai apakah program berjalan, tetapi juga apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan tujuan awal untuk mendukung perkembangan gizi dan proses belajar anak.

Dari sisi konteks, program makan siang dan minum susu gratis di Padang Besar Child Development Center Thailand hadir sebagai jawaban atas kebutuhan peningkatan gizi anak dan dukungan terhadap kegiatan pembelajaran harian. Lembaga ini memposisikan program sebagai bentuk intervensi gizi sekaligus dukungan terhadap kesiapan belajar peserta didik. Melalui hasil pengamatan dan wawancara, penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum program telah diterima dengan baik oleh pihak sekolah dan orang tua sebagai bagian dari layanan pendidikan anak usia dini.

Pada aspek input dan proses, penelitian menemukan bahwa program sudah memiliki prosedur pelaksanaan yang cukup baik, mulai dari penyediaan bahan makanan, pengelolaan dapur, hingga distribusi makanan dan susu kepada peserta didik. Namun, masih terdapat beberapa kendala yang mengemuka, antara lain kondisi peserta didik yang kadang tidak kondusif saat kegiatan makan bersama serta belum tersedianya ahli gizi khusus di lembaga tersebut. Ketiadaan ahli gizi ini berdampak pada proses perencanaan menu bergizi yang seharusnya disusun lebih terukur dan disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi anak.

Dari sisi produk atau hasil, penelitian menyimpulkan bahwa program makan siang dan minum susu gratis telah berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap anak, terutama dalam mendukung perkembangan gizi dan kelancaran proses pembelajaran di sekolah. Anak-anak mendapatkan asupan makanan dan minuman bergizi secara teratur, yang berkontribusi pada kesiapan fisik dan konsentrasi mereka di kelas. Meski demikian, peneliti tetap menekankan pentingnya peningkatan kualitas program melalui penyempurnaan perencanaan menu dan penguatan pengelolaan kegiatan makan bersama.

Berdasarkan temuan tersebut, Halimatus Sakdiyah merekomendasikan agar Padang Besar Child Development Center Thailand mempertahankan prosedur pelaksanaan program yang sudah berjalan baik, sekaligus melakukan perbaikan pada aspek yang masih lemah. Salah satu rekomendasi utama adalah penambahan ahli gizi untuk membantu merancang menu makan siang dan susu yang lebih seimbang dan sesuai standar gizi anak usia dini. Dengan langkah tersebut, diharapkan tujuan utama program, yaitu memperbaiki perkembangan gizi peserta didik dan memperlancar proses pembelajaran di sekolah, dapat tercapai secara lebih optimal dan berkelanjutan.