fip.unesa.ac.id – Di dunia perkuliahan pastinya mahasiswa tidak asing dengan kata perkuliahan daring dan luring. Dikutip dari KBBI Kemendikbud Pusat, pembelajaran daring adalah aktivitas belajar yang terhubung dengan jaringan internet. Aktivitas belajar mengajar, mengumpulkan tugas, dan interaksi mahasiswa dengan dosen berlangsung tanpa tatap muka secara langsung.
Sebaliknya, pembelajaran luring adalah aktivitas mengajar dan belajar yang sama sekali tidak terhubung dengan jaringan komputer dan internet. Pengertian itu selaras dengan arti luring itu sendiri yang artinya ‘luar jaringan’. Keduanya pasti memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri seperti Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang saat ini sedang melakukan renovasi menyeluruh di prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), sehingga mahasiswa PGSD melakukan perkuliahan secara hybrid.
Sedangkan prodi lainnya seperti BK, TP, MP, PLS, dan PLB tetap melakukan perkuliahan secara luring. Tentunya dalam pelaksanaan perkuliahan secara daring terdapat suka duka dan tantangan yang dihadapi. Hal ini turut dirasakan oleh Adinda Siti Aisyah, salah satu mahasiswa PGSD FIP UNESA. “Sisi positifnya, saya tidak memerlukan tenaga dan waktu untuk bersiap dan menempuh perjalanan menuju kampus. Di sisi lain, saya juga merasa jenuh karena harus berhadapan dengan layar laptop dalam waktu yang lama dan tidak dapat berinteraksi secara leluasa dengan teman-teman dan dosen. Apalagi saat ini terdapat rolling kelas sehingga mengharuskan adanya adaptasi dengan teman baru,” ujarnya.
Sementara itu, mahasiswa Bimbingan dan Konseling (BK) FIP UNESA, Fanzha memberikan tips menghadapi tantangan perkuliahan secara luring. Ia mengungkapkan tantangan yang dihadapi berasal dari dua faktor, yaitu eksternal dan internal. “Faktor eksternalnya adalah sulitnya pengkondisian kelas saat pembelajaran berlangsung, dan perubahan jadwal mata kuliah yang mendadak juga menjadi hambatan dalam perkuliahan secara luring,” tuturnya.
Fanzha menambahkan tantangan perkuliahan luring dari faktor internalnya mengharuskan mahasiswa bangun awal untuk mengikuti perkuliahan. Ia menghadapi tantangan tersebut mengatasinya dengan time management dan membuat skala prioritas serta bergerak aktif dalam mencari informasi terbaru terkait perkuliahan.
Meskipun perkuliahan dilaksanakan dengan sistem blended learning, harapannya mahasiswa FIP UNESA selalu semangat, kompak, dan tetap maksimal dalam menjalankan perkuliahan.
Penulis: Nadea Diva Nurfin (BK), Suhaibah Al (PGSD), Chantika Toti Yuliandani (PGSD)
Dokumentasi: Arsip PIF FIP