Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa manajemen Program Guru Penggerak (PGP) yang dijalankan oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah mampu berperan penting dalam mewujudkan kompetensi guru di era pendidikan modern. Studi yang dilakukan oleh Fauziatul Iffah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana pengelolaan program dilakukan guna meningkatkan kemampuan guru sebagai pendidik sekaligus pemimpin pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik.
Program Guru Penggerak merupakan salah satu inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk menyiapkan guru yang memiliki kompetensi utuh—pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan, guru diharapkan mampu menjadi penggerak perubahan di lingkungan sekolah masing-masing, dengan praktik pembelajaran yang reflektif dan kolaboratif.
Dalam pelaksanaannya, BBGP Jawa Tengah menata manajemen program secara terstruktur mulai dari tahap perencanaan hingga pengawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan, tim BBGP menyusun strategi berdasarkan analisis kebutuhan di lapangan serta mengacu pada kebijakan pusat. Perencanaan ini mencakup pengembangan kurikulum pelatihan, penjadwalan kegiatan, hingga skema teknis pembelajaran yang fleksibel bagi peserta.
Tahap pengorganisasian dilakukan dengan pembagian tugas yang terukur antaranggota tim kerja. BBGP memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung koordinasi lintas wilayah serta memastikan efisiensi dalam komunikasi dan pelaporan kegiatan. Pembentukan tim kerja yang solid menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan dan konsistensi mutu pelatihan.
Pada tahap pelaksanaan, proses belajar menjadi gabungan antara pembelajaran daring dan luring. Peserta mengikuti lokakarya tatap muka, pendampingan individu, serta kegiatan komunitas praktik yang mendorong pertukaran pengalaman antar guru. Model ini dianggap berhasil memberikan ruang refleksi dan kolaborasi yang aplikatif bagi peserta di berbagai daerah.
Sementara itu, mekanisme pengawasan dilaksanakan melalui monitoring dan evaluasi berkelanjutan. Tim BBGP secara rutin menilai efektivitas program dan tingkat ketercapaian kompetensi peserta, sekaligus melakukan tindak lanjut berupa revisi kurikulum atau metode pelatihan. Langkah ini memastikan bahwa pelatihan tidak berhenti pada teori, melainkan berdampak nyata pada peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
Temuan penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan Program Guru Penggerak tidak hanya bergantung pada kurikulum atau pelatihannya, tetapi juga pada tata kelola yang profesional dan adaptif terhadap tantangan pendidikan masa depan. Dengan manajemen yang unggul, BBGP Jawa Tengah menjadi contoh bagaimana lembaga pelatihan dapat berkontribusi signifikan terhadap penguatan kompetensi guru di Indonesia.