Mahasiswa S2 Unesa Teliti Program Social-Emotional Learning sebagai Solusi Bullying di Sekolah Dasar

Fenomena bullying di sekolah dasar masih menjadi persoalan serius yang berdampak langsung pada kesehatan mental dan kepercayaan diri peserta didik. Menjawab tantangan tersebut, Ira Dwi Kustiyaningsih, mahasiswa Program Magister Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, melakukan penelitian mendalam terkait Social-Emotional Learning (SEL) Program sebagai upaya mediasi permasalahan bullying dan kepercayaan diri siswa sekolah dasar.

Penelitian ini berangkat dari fakta bahwa perilaku bullying tidak hanya merugikan korban, tetapi juga memengaruhi pelaku dan siswa lain sebagai saksi (bystanders), sehingga menciptakan iklim belajar yang tidak aman. Program SEL dipandang sebagai pendekatan komprehensif karena menekankan pengembangan kesadaran diri, pengelolaan emosi, empati, keterampilan sosial, serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sejak usia dini.

Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi-experimental non-equivalent control group, penelitian ini melibatkan 78 siswa kelas III hingga kelas VI yang dibagi secara proporsional ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan intervensi SEL Program, sedangkan kelompok kontrol mengikuti pembelajaran konvensional. Data dikumpulkan melalui skala bullying dan skala kepercayaan diri yang telah melalui uji validitas pakar dan empiris.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa SEL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku bullying dengan nilai signifikansi p = 0,000. Artinya, penerapan SEL terbukti efektif menurunkan intensitas perilaku bullying di lingkungan sekolah dasar. Namun demikian, pengaruh SEL terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa belum menunjukkan hasil signifikan secara statistik (p = 0,097), sehingga diperlukan intervensi lanjutan yang lebih spesifik.

Menariknya, analisis jalur (path analysis) dalam penelitian ini menemukan hubungan kausal negatif yang sangat signifikan antara bullying dan kepercayaan diri siswa (p = 0,000). Temuan ini menegaskan bahwa semakin tinggi intensitas bullying yang dialami siswa, semakin rendah tingkat kepercayaan diri mereka. Dengan demikian, upaya menekan bullying menjadi langkah strategis untuk menjaga kesehatan psikologis peserta didik.

Sebagai kebaruan (state of the art), penelitian ini menekankan implementasi SEL tidak hanya ditujukan bagi korban bullying, tetapi juga bagi pelaku dan siswa lain di kelas, sehingga mampu membentuk ekosistem belajar yang aman, suportif, dan bebas kekerasan. Penelitian ini merekomendasikan integrasi SEL secara berkelanjutan dalam kurikulum sekolah dasar, penguatan kompetensi guru dalam pembelajaran sosial-emosional, serta pengembangan riset lanjutan yang mempertimbangkan faktor budaya dan lingkungan keluarga.