Mahasiswa FIP Unesa Kembangkan Etnopedagogi Tarian Manten Tebu untuk Perkuat Pendidikan Karakter Siswa SD

Mahasiswa Program Magister (S2) Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP Unesa), Hidayatul Fitriah, menghadirkan inovasi pembelajaran berbasis budaya lokal melalui penelitian berjudul “Penguatan Pendidikan Karakter melalui Pengembangan Desain Etnopedagogi Tarian Manten Tebu pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini menegaskan komitmen Unesa dalam mengintegrasikan kearifan lokal sebagai strategi penguatan karakter peserta didik di jenjang sekolah dasar.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini, khususnya nilai gotong royong dan tanggung jawab, yang mulai tergerus dalam praktik pembelajaran modern. Tarian Manten Tebu, sebagai warisan budaya lokal Kabupaten Nganjuk, dipilih karena sarat makna filosofis dan nilai sosial yang relevan dengan pembentukan karakter siswa. Melalui pendekatan etnopedagogi, budaya lokal diangkat menjadi sumber belajar yang kontekstual dan bermakna.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan model ADDIE yang meliputi tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngrombot, Kabupaten Nganjuk. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan angket untuk mengukur tingkat kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan desain pembelajaran yang dikembangkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran etnopedagogi berbasis Tarian Manten Tebu dinyatakan sangat valid berdasarkan penilaian para ahli. Dari sisi kepraktisan, desain pembelajaran memperoleh rata-rata persentase sebesar 90 persen dengan kategori sangat praktis, menandakan mudah diterapkan oleh guru dan menarik bagi siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Lebih lanjut, uji efektivitas menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Peningkatan karakter siswa terlihat dari perbandingan hasil pretest dan posttest dengan nilai N-Gain sebesar 0,94 yang termasuk kategori tinggi. Temuan ini membuktikan bahwa pembelajaran berbasis etnopedagogi mampu memperkuat karakter gotong royong dan tanggung jawab siswa secara nyata melalui aktivitas pembelajaran yang kolaboratif dan kontekstual.

Penelitian mahasiswa FIP Unesa ini diharapkan dapat menjadi rujukan strategis bagi guru dan pengembang kurikulum dalam mengintegrasikan budaya lokal ke dalam pembelajaran sekolah dasar. Selain memperkaya metode pembelajaran, pendekatan etnopedagogi juga dinilai efektif dalam menanamkan nilai karakter sekaligus melestarikan budaya daerah, sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka dan penguatan profil pelajar Pancasila.