Integrasikan STEAM, Mahasiswa PGSD FIP UNESA Ciptakan Inovasi Sabun Ramah Lingkungan dari Limbah Jeruk

fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menorehkan inovasi kreatif berbasis lingkungan. Kali ini, mereka berhasil menciptakan sabun cuci piring ramah lingkungan dari limbah jeruk yang diberi nama SAKU SERU (Sabun Kulit dan Sepah Jeruk).

Tim inovator SAKU SERU terdiri atas Hanaksa Erviga Putri S., Sylva Maharani Putri, Suberty Umila Nur Fajri, Dyah Lativah Aulia K. R., dan Febiola Amalia Rohy. Dengan menerapkan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics), mereka berhasil mengolah limbah jeruk menjadi sabun cuci piring yang aman, ekonomis, dan ramah lingkungan. Tak hanya menghasilkan produk inovatif, proyek ini juga membuka peluang usaha berkelanjutan bagi warga sekitar.

Sebelum proses implementasi, tim SAKU SERU terlebih dahulu melakukan wawancara dengan narasumber ahli untuk memperoleh masukan terkait formula, komposisi bahan, dan langkah kerja yang efektif. Setelah menemukan formula terbaik, mereka melakukan uji coba pembuatan dan penggunaan produk untuk memastikan keamanan sabun. Tahap berikutnya, tim menggelar pelatihan bagi warga Dusun Munggut, Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, agar mereka dapat memproduksi sabun secara mandiri dan berkelanjutan.

Dalam pengembangannya, seluruh komponen STEAM diterapkan secara terpadu.

  • Dari sisi Science, mahasiswa meneliti kandungan limonene dan minyak esensial dalam kulit jeruk yang berfungsi sebagai antibakteri alami.
  • Pada aspek Technology, mereka memanfaatkan alat sederhana untuk proses ekstraksi minyak dan pencampuran bahan.
  • Aspek Engineering diterapkan dalam perancangan takaran formula sabun agar efektif dan aman digunakan.
  • Unsur Art tercermin dari kemasan sabun yang menarik dengan desain label, warna, dan aroma yang segar.
  • Sementara pada aspek Mathematics, tim melakukan perhitungan presisi terkait berat bahan, volume kemasan, hingga harga jual produk.

Dengan menggabungkan kelima unsur tersebut, SAKU SERU berhasil menjadi produk inovatif yang bernilai tinggi dan berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.

Salah satu anggota tim, Suberty Umila Nur Fajri, menjelaskan bahwa ide ini muncul dari kepedulian mereka terhadap pengelolaan limbah yang belum optimal di kawasan wisata.

“Kami ingin menunjukkan bahwa limbah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat jika dikelola dengan pendekatan yang kreatif dan ilmiah. Melalui SAKU SERU, kami berharap masyarakat bisa melihat potensi ekonomi dari bahan yang selama ini dianggap tidak berguna,” ujar Suberty.

Tim SAKU SERU berharap, inovasi ini tidak berhenti sebagai proyek akademik semata, melainkan dapat berkembang menjadi gerakan berkelanjutan yang berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan. Mereka juga ingin menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berinovasi melalui pendekatan STEAM—menggabungkan ilmu pengetahuan, kreativitas, serta kepedulian sosial dan ekologis.

Lebih luas lagi, sabun cuci piring alami dari limbah jeruk ini diharapkan dapat dikembangkan bersama kelompok usaha kecil masyarakat, sehingga tidak hanya membantu mengurangi limbah organik, tetapi juga mendorong penggunaan produk ramah lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal.

Penulis: Ghisa Maulina Ayudya Pramesti (PGSD), M. Danar Zila (BK)

Editor: Nelly Najwa (PGSD)

Dokumentasi: Tim Saku Seru