Dua Dosen FIP Resmi menjadi Guru Besar dan Luncurkan 3 Aplikasi Disabilitas

Fip.unesa.ac.id, SURABAYA-Universitas Negeri Surabaya mengukuhkan dosen prodi Pendidikan Luar Biasa Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd dan dosen prodi Bimbingan dan Konseling Prof. Dr. Mochammad Nursalim, M.Si. Pengukuhan itu bersamaan dengan dua Guru Besar lainnya Prof. Dr. Hj. Warih Handayaningrum, M.Pd dan Prof. Dr.Utiya Azizah, M.Pd bertempat di gedung rektorat, lantai 11, Lidah Wetan pada selasa, 28 Februari 2023.

Rektor Universitas Negeri Surabaya Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes menekankan kepada Guru Besar yang dilantik untuk menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Melalui Guru Besar, ide dan inovasi dapat menjadi perubahan yang penting dalam kesuksesan pendidikan. Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes berharap Guru Besar dapat melahirkan terobosan-terobosan anyar untuk menuju world class university.

Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si dengan bidang ilmu konseling individu berpidato dengan judul “meramu model konseling traumatis terintegrasi yang manjur”. Menurut Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si proses konseling yang terjadi selama ini memerlukan waktu yang lama, bertele-tele, usaha yang besar, dan tidak memberikan hasil yang signifikan. Bahkan, terjadi kesembuhan yang lama dalam proses konseling itu sendiri.

Motto mengabdi tanpa batas mengkonseling sampai tuntas membuat beliau terus gigih dalam meningkatkan kualitas konseling pendidikan bagi perguruan tinggi dan memperluas akses layanan konseling bagi masyarakat. Kerja keras dan kerja cerdas diwujudkan melalui pengembangan SESCB.

Dosen kelahiran 3 Mei 1963 di Tuban membeberkan bahwa SESCB merupakan proses konseling yang ringkas, solutif, komprehensif, dan manjur dalam memulihkan kondisi mental. Selain itu, pengembangan SESCB dapat digunakan untuk memutuskan mogok sekolah yang selama ini menjadi ketakutan bagi siswa dengan bayangan rasa trauma yang mandalam.

Sementara itu, Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd, bidang Ilmu  Manajemen Pendidikan Khusus kelahiran Sragen, 1 Juli 1962 mengangkat judul “perilaku organisasi pengelolaan perguruan tinggi ramah disabilitas”. Cita-cita awal yang ingin menekuni di bidang kesejahteraan sosial tidak membuat dosen pendidikan luar biasa itu luntur. Hal itu diwujudkan dengan peluncuran tiga aplikasi disabilitas yang bersamaan dengan pengukuhan. Tiga aplikasi tersebut yakni :

  • In-Mhare atau Inclusive Mobile Health for teacher
  • Gusi atau Guru Inklusi
  • Virtual Reality Bina Gerak

Menurut Pak Jar, sapaan akrabnya, aplikasi yang dapat diunduh di playstore tersebut merupakan inovasi yang dapat digunakan oleh guru untuk mempermudah dalam proses belajar dan mengajar di bidang disabilitas. Sehingga, kesulitan-kesulitan guru seperti stress, pengelolaan kelas, asessmen dapat dengan mudah teratasi.

Penulis : Nisfi