fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Film Wicked: For Good (2025) bukan sekadar penutup kisah musikal persahabatan Elphaba dan Glinda, melainkan juga panggung refleksi bahwa pendidikan sejati tak pernah berhenti. Di balik konflik magis dan lantunan lagu, film ini menyampaikan pesan penting: pembelajaran bukan hanya tentang keterampilan, tetapi juga identitas, empati, dan makna hidup.
Sesuai sinopsis dari IDN Times, dalam film ini Elphaba yang telah diasingkan berusaha mengungkap kebenaran tentang sang Wizard dan membela para Animals Oz, sementara Glinda menghadapi tanggung jawab besar sebagai simbol kebaikan di Emerald City. Konflik ini menjadi momen pembelajaran besar bagi mereka tentang persahabatan, tanggung jawab sosial, dan keberanian memilih jalan yang benar.
Dari sudut pendidikan, film ini bisa diartikan sebagai representasi pembelajaran karakter dan moral yang berlangsung sepanjang hayat. Elphaba dan Glinda, meski sudah dewasa dan berkuasa, tetap harus belajar: memahami diri, menilai konsekuensi pilihan, dan berevolusi sebagai individu yang lebih bijak. Proses ini mirip dengan konsep lifelong learning dalam pendidikan modern, di mana pembelajaran tidak berhenti saat lulus atau mencapai status tertentu.
Salah satu nilai utama yang diangkat adalah identitas dan transformasi diri. Elphaba yang dahulu dianggap “jahat” harus menghadapi citra negatif dan memilih apakah akan terus bersembunyi atau berjuang untuk kebenaran. Sementara Glinda, sebagai figur populer, harus menyadari bahwa kebaikan sejati bukan hanya publikasi — tetapi juga pengorbanan dan integritas. Transformasi karakter ini menunjukkan bahwa pendidikan moral memiliki peran dalam membentuk identitas positif, bukan sekadar mengajarkan apa yang benar dan salah.
Film ini juga mengilustrasikan pembelajaran sosial dan empati. Persahabatan Glinda-Elphaba diuji di tengah politik Oz yang keras. Melalui dialog, konflik, dan kolaborasi, mereka mengajarkan bahwa pemahaman antar manusia (atau penyihir) sangat penting. Penonton diajak menyadari bahwa pemimpin – atau siapapun – membutuhkan empati untuk membangun perubahan yang berdaya dan adil.
Dari sisi visual dan dramatik, sutradara Jon M. Chu memadukan elemen musikal, visual efek, dan sinematografi agar momen-momen reflektif terasa kuat dan mendidik. Menurut ulasan di IDN Times, efek visual dan tata artistik yang megah membantu menyampaikan konflik batin dan perjalanan karakter dengan intensitas emosional yang mendalam. Adegan-adegan musikal yang menitikkan pesan moral, seperti lagu-lagu baru “The Girl in the Bubble” dan “No Place Like Home”, menambah bobot nilai edukatif.
Selain itu, penggunaan tema “kuasa vs kebaikan” di Oz mencerminkan pelajaran kepemimpinan yang relevan untuk pendidikan modern. Elphaba dan Glinda menunjukkan bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga tanggung jawab dan prinsip moral.
Secara keseluruhan, Wicked: For Good menghadirkan pendidikan nilai yang kuat melalui narasi, karakter, dan visualnya. Film ini bukan sekadar hiburan musikal, tetapi ajakan untuk terus belajar tentang diri, tanggung jawab, dan persahabatan — pelajaran yang relevan bagi semua usia dan jenjang kehidupan.Dokumentasi: Pinterest