fip.unesa.ac.id, SURABAYA––Di era digital, teknologi bukan lagi sekadar alat hiburan, tetapi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan. Inspirasi ini datang dari sosok publik figur sekaligus aktivis pendidikan, Maudy Ayunda, yang kerap menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi sebagai sahabat belajar siswa.
Menurut Maudy, teknologi dapat membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah, mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis. “Harapan aku adalah teknologi dan adanya platform-platform yang membantu seperti ini bisa memberdayakan,” ujarnya dalam salah satu kesempatan diskusi publik. Dengan kemajuan teknologi, siswa kini bisa mengakses berbagai sumber belajar dari mana saja, kapan saja, tanpa terbatas ruang kelas.
Maudy menekankan bahwa teknologi bukan pengganti guru, melainkan alat bantu yang memperkaya pengalaman belajar. Misalnya, platform pembelajaran daring, video edukatif, aplikasi interaktif, hingga permainan edukasi berbasis gamifikasi, semuanya bisa mendukung pemahaman materi secara lebih menyenangkan. Dengan metode ini, siswa tidak hanya belajar untuk menghafal, tetapi juga memahami dan menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata.
Selain itu, teknologi juga membuka peluang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sejak dini. Siswa yang tertarik pada sains, matematika, seni, atau literasi digital bisa belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Tidak kalah penting, guru dan orang tua berperan sebagai pemandu agar pemanfaatan teknologi tetap terarah dan tidak menimbulkan distraksi.
Mahasiswa Teknologi Pendidikan UNESA, Fauzan Adiansyah, menyambut positif pandangan Maudy. Menurutnya, teknologi bisa menjadi sahabat belajar siswa jika digunakan dengan strategi yang tepat. “Gamifikasi, pembelajaran interaktif, dan media digital bisa mempermudah pemahaman materi sekaligus meningkatkan motivasi siswa,” ujarnya. Rival menambahkan, guru harus membimbing siswa menggunakan teknologi dengan bijak agar proses belajar tetap efektif.
Tidak hanya itu, kemajuan teknologi diyakini bisa mengurangi kesenjangan pendidikan. Melalui platform digital, siswa di daerah terpencil memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses materi dan belajar seperti siswa di kota besar. Hal ini selaras dengan prinsip pendidikan inklusif, di mana setiap anak berhak mendapatkan kesempatan belajar yang setara.
Lebih jauh, teknologi memungkinkan proses belajar menjadi lebih fleksibel. Siswa dapat belajar kapan saja, baik di dalam maupun di luar sekolah, dan dapat mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran. Media digital, konten edukatif daring, hingga buku digital menjadi bagian dari ekosistem belajar modern yang dapat menyesuaikan kebutuhan dan minat siswa.
Inspirasi Maudy Ayunda menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pendidikan bukan hanya sekadar tren, tetapi strategi penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih kreatif, fleksibel, dan inklusif. Dengan bimbingan guru dan dukungan orang tua, teknologi bisa menjadi sahabat terbaik siswa dalam menumbuhkan potensi diri dan menghadapi tantangan pembelajaran abad 21.
Dokumentasi: Pinterest