fip.unesa.ac.id, SURABAYA––Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan semakin berkembang pesat dan menghadirkan cara belajar yang inovatif. Salah satunya adalah penerapan gamifikasi di sekolah, yaitu integrasi elemen permainan dalam proses belajar-mengajar. Dengan metode ini, pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga interaktif, menyenangkan, dan menantang, sehingga dapat meningkatkan motivasi serta keterlibatan siswa di kelas.
Mahasiswa Teknologi Pendidikan UNESA, Rival Budiansyah, memberikan tanggapan terkait fenomena ini. “Gamifikasi mampu mengubah cara belajar siswa menjadi lebih menarik. Dengan elemen permainan, tantangan, dan reward, siswa terdorong untuk aktif berpartisipasi, tidak hanya pasif menerima materi. Ini juga membantu guru dalam mengevaluasi pemahaman siswa secara real-time,” ujar Rival.
Menurut Rival, gamifikasi bukan sekadar hiburan. Sistem ini memanfaatkan mekanisme reward, leaderboard, misi, dan pencapaian untuk menumbuhkan semangat kompetisi sehat dan kolaborasi. Interaktivitas yang ditawarkan memungkinkan siswa belajar melalui pengalaman langsung, mempraktikkan konsep yang diajarkan, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta kerja sama tim.
Rival menambahkan, “Keberhasilan gamifikasi sangat bergantung pada kesiapan guru dan infrastruktur digital. Sekolah harus memastikan perangkat digital dan koneksi internet memadai, serta guru mampu mendesain pengalaman belajar berbasis game agar tujuan pembelajaran tetap tercapai.”
Beberapa sekolah yang telah mengimplementasikan gamifikasi melaporkan hasil yang positif. Siswa lebih antusias mengikuti pelajaran, tingkat keterlibatan kelas meningkat, dan suasana belajar menjadi lebih hidup. Guru dapat melihat progres belajar setiap siswa secara langsung melalui platform gamifikasi, sehingga strategi pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.
“Siswa yang biasanya pasif atau kesulitan memahami materi dapat terdorong untuk ikut aktif karena bentuk permainan lebih mudah dipahami dan menyenangkan. Ini membuat pembelajaran lebih inklusif dan adaptif,” tuturnya.
Selain itu, gamifikasi membuka ruang bagi pengembangan soft skills siswa, termasuk manajemen waktu, ketekunan, dan kemampuan memecahkan masalah. Elemen kompetisi yang sehat mendorong siswa untuk belajar secara konsisten, sementara kerja sama tim mengajarkan nilai kolaborasi yang penting bagi kehidupan sosial mereka di masa depan.
Dengan perspektif mahasiswa seperti Rival Budiansyah, jelas bahwa integrasi teknologi melalui gamifikasi bukan sekadar tren sementara. Metode ini menjadi strategi penting untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, menyenangkan, dan relevan dengan tuntutan abad 21, sekaligus menyiapkan generasi muda yang adaptif, kreatif, dan kompetitif.
Dokumentasi: Pinterest