Ashya Firdausy Ramadhanti merupakan mahasiswa Pendidikan Luar Biasa Unesa angkatan 2016. Wanita yang akrab disapa Caca ini berhasil membawa juara 2 tingkat nasional dalam lomba Penulisan Opini “Penyandang Disabilitas sebagai subjek Pembangunan dalam kerangka SDGs” yang diselenggarakan oleh INFID (International NGO Forum on Indonesia Development) pada bulan November 2017. Meskipun Caca masih belajar dalam dunia menulis, tak disangka bahwa Caca mampu membawa Juara 2 tingkat nasional tersebut. Dengan judul opininya yaitu “Kereta Kencana SDG’s untuk Pendidikan” dimana di dalam opininya tersebut berisi tentang harapan-harapan tentang pendidikan inklusi maupun tentang pendidikan yang ada di Indonesia sebagai rencana pembangunan Sustainable Development Goals sampai tahun 2030.
Tak hanya berhenti disitu saja, pada kompetisi menulis lainnya bersama dengan rekan satu timnya yaitu Nurrohimah Tisnawati yang merupakan mahasiswa Pendidikan luar biasa Unesa angkatan 2013, Mereka juga menjadi 5 Besar dalam Allianz Empowered Competition 2017 yang diselenggarakan oleh Allianz Indonesia. Lomba ini merupakan lomba penulisan proposal kewirausahaan bagi penyandang disabilitas tingkat nasional yang ditulis secara terbuka oleh seluruh masyarakat di Indonesia yang memiliki perhatian khusus terhadap disabilitas. Diawali dengan pengiriman konsep kewirausahaan secara online lalu selanjutnya proses screening, konsep kewirausahaan berjudul “Software Android untuk Penyandang Disabilitas” oleh mereka lolos ke dalam seleksi 40 besar. Selanjutnya mereka harus menjabarkan konsep-konsep yang telah dicanangkan di awal. Setelah lolos, Barulah diumumkan bahwa tim Caca dan Nurrohimah mampu mendapatkan jajaran 5 besar dan melakukan presentasi di Jakarta pada 30 November 2017 kemarin.
Mengenai kesulitan dalam menulis terutama pada kompetisi diatas Caca pun menjawab “Pada lomba penulisan Opini Kesulitan saya dalam sumber, karena kurangnya fakta lapangan, dan tentang opini yaitu harapan-harapan dan pendapat saya sendiri. Sedangkan pada lomba penulisan kewirausahaan pada disabilitas Ia mengaku kesulitan dalam mencari disabilitas yang mau bergerak ke dalam wirausaha itu”. Sedangkan mengenai manfaat yang Ia peroleh pasca mengikuti lomba-lomba bertaraf nasional tersebut Caca menjelaskan “Manfaat yang saya dapat adalah menambah jaringan juga pengalaman tentang menulis, bagaimana susahnya menulis dan mengkritisi pendidikan yang sudah ada di Indonesia sedangkan dari Lomba Penulisan Kewirausahaan bagi disabilitas yang diselenggarakan Allianz Indonesia, selain lebih menambah banyak jaringan terutama di tingkat nasional, karena finalisnya juga dari seluruh Indonesia otomatis saya banyak bertukar pikiran tentang kedisabilitasan di seluruh Indonesia terutama di bidang kewirausahaanya”. Motivasi Caca untuk mengikuti lomba-lomba menulis ini tak lain untuk mengembangkan keterampilan dan bakatnya dalam menulis. “Saya ingin mengembangkan bakat saya dalam penulisan, selain itu saya juga ingin menjadi role model bagi teman-teman terutama mahasiswa, supaya mereka lebih banyak membaca dan menulis, karena dari membaca dan menulis itu kita bisa merubah persepsi orang menjadi lebih baik” tutupnya.