S2 BK FIP UNESA Gaungkan Peran Konselor dalam Membangun Kesejahteraan Psikologis Generasi Muda

fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Program Magister Bimbingan dan Konseling (BK) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan Seminar Nasional Inovasi Bimbingan dan Konseling bertema “Membangun Generasi Adaptif, Resiliensi, dan Kesejahteraan Psikologis Menuju Indonesia Emas 2045.” Kegiatan ini berlangsung pada 28–30 Oktober 2025 secara virtual melalui Zoom Meeting.

Forum ini menjadi wadah strategis bagi konselor, pendidik, dan praktisi pendidikan untuk memperkuat kontribusi layanan BK dalam menyiapkan generasi muda yang resilien, adaptif, dan siap menghadapi dinamika global.

Seminar ini menghadirkan narasumber ahli, yaitu Dekan FIP UNESA, Prof. Dr. Mochammad Nursalim, M.Si.; Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr. Aries Agung Paewai, S.STP., M.M.; dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, M.Pd. Para pemateri tersebut membahas strategi penguatan peran konselor dalam membangun ketahanan psikologis generasi muda.

Dalam sambutannya, Ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Provinsi Jawa Timur, Nur Hasan Effendi, S.Pd., M.Pd., menekankan pentingnya pembaruan layanan BK seiring perkembangan zaman. Ia menyebut bahwa proses membentuk generasi unggul membutuhkan ketekunan dan pendampingan berkelanjutan. 

“Emas tidak langsung bersinar, ia harus ditempa terlebih dahulu—begitu pula anak-anak kita,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa layanan BK harus menggabungkan dua aspek, yakni inovasi teknologi dan pendekatan humanis. Selain pemanfaatan platform daring serta aplikasi pemetaan potensi siswa, konselor juga dituntut untuk menghadirkan layanan yang hangat, inklusif, dan relevan dengan dunia peserta didik. 

“BK bukan ruang intimidasi, melainkan ruang inspirasi. Tempat siswa merasa didengar dan bertumbuh,” ungkapnya.

Dr. Elisabeth Christiana, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Magister BK UNESA, berharap kegiatan ini menjadi wadah bertukar pemikiran dan merumuskan praktik terbaik dalam layanan konseling modern. 

“Kami ingin menciptakan forum yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan, sehingga terus selaras dengan perkembangan kebutuhan pendidikan,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Mochammad Nursalim, M.Si., dalam paparannya menegaskan urgensi membangun generasi yang siap menghadapi transformasi global. Menurutnya, pendidikan masa kini harus bergerak menuju pendekatan holistik, mencakup kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kesejahteraan mental, dan kemampuan bekerja sama. 

“Guru adalah agen perubahan. Kurikulum harus menyentuh ranah kognitif, afektif, hingga psikomotorik secara seimbang,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membentuk ketahanan psikologis pemuda Indonesia, serta perlunya literasi digital untuk menyaring informasi di era media terbuka.

Melalui kegiatan ini, UNESA kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan layanan pendidikan yang tidak hanya fokus pada kecerdasan akademik, tetapi juga karakter, kesehatan mental, serta daya saing global—sebagai kontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045.

Penulis: Zahira Auliya Soekandar (PGSD)

Editor: Nelly Najwa (PGSD)

Dokumentasi: Zoom Meeting