PGSD UNESA Gali Potensi Wirausaha Mahasiswa Lewat Pelatihan Traditional Master of Ceremony Exhibition

fip.unesa.ac.id, Surabaya — Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) kembali menghadirkan terobosan edukatif melalui kegiatan Pelatihan Kewirausahaan: Traditional Master of Ceremony Exhibition dengan tema unik dan inspiratif, “Peluang Bisnis yang Gak Akan Pernah Habis.” Bertempat di Auditorium O2 PGSD Lantai 2 pada 22 Mei 2025, kegiatan ini menyuguhkan kolaborasi antara edukasi, pelestarian budaya, dan pengembangan potensi wirausaha mahasiswa dalam satu panggung yang memukau.

Dua narasumber profesional di bidang seni dan pewara tradisional, Founder Sanggar Sekar Laras, Enggar Sosotyaningsih, S.Pd., dan Founder Sanggar Bina Seni, Ahmad Wiwaratama, S.Sn., hadir membagikan pengalaman serta strategi membangun karier sebagai MC tradisional yang tidak hanya bernilai budaya tinggi, tetapi juga memiliki peluang ekonomi yang menjanjikan. Kegiatan ini dipandu oleh Dosen PGSD FIP UNESA, Dr. M. Bambang Edi Siswanto, M.Pd.

Selain itu, terdapat sesi praktik prosesi adat “Panggih Temanten” yang ditampilkan oleh perwakilan mahasiswa angkatan 2023 menjadi daya tarik tersendiri. Prosesi yang dibawakan dengan khidmat dan estetis ini memperlihatkan bahwa pewara tradisional bukan sekadar pelestari budaya, melainkan juga profesi profesional yang dapat dikembangkan secara serius.

Sesi praktik prosesi adat “Panggih Temanten” yang ditampilkan mahasiswa

Kegiatan ini sekaligus meresmikan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baru bernama “Sanggar Piwulang Guru”. Sanggar ini tidak hanya berfokus pada pelatihan MC tradisional, tetapi juga mencakup seluruh jenis pewara, termasuk MC modern dan formal. Dengan pendekatan menyeluruh ini, Sanggar Piwulang Guru diharapkan menjadi wadah pengembangan keterampilan public speaking, kreativitas, dan profesionalisme mahasiswa PGSD dalam berbagai bentuk acara.

Kegiatan ini dilaksanakan secara luring dan mendapat antusiasme tinggi dari mahasiswa PGSD angkatan 2023 dan 2024. Banyak peserta mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan mereka terhadap dunia MC sebagai jalur karier yang potensial dan selama ini belum banyak dikenal secara mendalam.

Salah satu peserta menyampaikan kesan positifnya, “Kegiatan ini benar-benar membuka wawasan saya. Ternyata menjadi MC tradisional bukan sekadar melestarikan budaya, tapi juga bisa menjadi jalur karier yang bermakna dan penuh peluang,” tuturnya.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Sanggar Sekar Laras dan Sanggar Bina Seni, pelatihan ini menjadi bukti nyata komitmen PGSD UNESA dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga adaptif, kreatif, dan berjiwa wirausaha berbasis budaya lokal dan kebutuhan global.

Penulis: Humas PGSD

Editor: Fadillah (PGSD)