Peringati Sumpah Pemuda, PGSD FIP UNESA Gelar Seminar Guna Dorong Pemuda Berperan Aktif Melestarikan Budaya

fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Peringati Hari Sumpah Pemuda, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) gelar Seminar Pemuda dan Budaya bertema “Pemuda, Kreativitas, dan Inovasi: Menggali Potensi Budaya Lokal untuk Masa Depan” pada Senin, 28 Oktober 2024 bertempat di Gedung O5 Lt. 3 FIP UNESA.

Koordinator Program Studi PGSD FIP UNESA, Putri Rachmadyanti, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwasannya seminar ini menjadi salah satu cara menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan melestarikan budaya. PGSD FIP UNESA juga berkomitmen membawa nilai-nilai budaya dalam pendidikan dan pembelajaran.

Dekan FIP UNESA, Prof. Dr. Mochamad Nursalim, S.Pd., M.Si., menekankan bahwa generasi muda perlu memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan revolusi menuju Indonesia yang lebih baik. Pemuda memiliki tanggung jawab yang besar dalam melestarikan budaya agar tidak punah di tengah gelombang modernisasi. 

“Pemuda harus berperan aktif dalam mempertahankan identitas budaya dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat,” tukas Prof. Nursalim.

Dalam suasana peringatan Sumpah Pemuda, PGSD FIP UNESA menggandeng tokoh inspiratif, Shinta Noza, TV Presenter, Host, Moderator & MC, Public Speaker, yang juga seorang Miss Indonesia Maluku Utara 2016 dalam seminar ini.Pembicara, Shinta Noza menceritakan perjalanan karirnya sebagai seorang presenter, dimulai saat Ia menjadi presenter dan reporter sejak usia 18 tahun pada tahun 2011. 

Seiring berjalannya waktu, karirnya merambah ke bidang MC, Moderator, Host, dan Pembicara Publik. Selama perjalanan tersebut, banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang didapatkan, Shinta Noza menekankan bahwa attitude atau behavior menjadi hal utama yang harus dimiliki setiap individu. 

Salah satu mahasiswa PGSD FIP UNESA, Nabila Oktavia Ramadhani, salah satu audiens mengungkapkan permasalahan yang ada di sekitarnya, industri batik rumahan “Saung Mukti” yang masih mempromosikan produk mereka secara tradisional. Sebagai Generasi Muda, Shinta Noza mengungkapkan banyak strategi yang bisa dilakukan guna mendorong dan memanfaatkan batik, salah satunya dengan sosial media.

Generasi muda pasti sudah familiar dengan penggunaan media sosial, Pembicara menyarankan agar mereka memanfaatkan media sosial dalam membangun branding baik itu produk maupun personal. Hal ini penting karena dapat mengaitkan batik khas daerah dengan diri mereka. “Sebagai Generasi Muda melestarikan Budaya Indonesia wajib hukumnya, salah satunya dengan menggunakan produk-produk dalam negeri.” pungkangnya.

Penulis: Dede Rahayu Adiningtyas (PGSD), Annisa Aprilia Zahwa (TP), Yohana Francisca Natalia (PGSD)