Pemimpin Digital Masa Depan: Transformasi Pendidikan Menuju Era Cerdas dan Berdaya Teknologi

fip.unesa.ac.id, SURABAYA––Dalam era yang serba cepat dan berbasis teknologi, pendidikan bukan lagi hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang kemampuan memimpin perubahan di dunia digital. Konsep digital leadership kini menjadi sorotan penting di sektor pendidikan, terutama dalam mempersiapkan sekolah, guru, dan siswa menghadapi tantangan global.

Transformasi digital di sekolah-sekolah Indonesia terus bergerak, mulai dari penggunaan Learning Management System (LMS), integrasi Artificial Intelligence (AI), hingga pembelajaran berbasis data. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa teknologi hanya sebesar dampak dari orang yang memimpinnya. Di sinilah peran digital leader menjadi krusial—bukan sekadar sebagai pengguna teknologi, tetapi sebagai pembuka jalan perubahan.

“Pemimpin digital di dunia pendidikan harus mampu melihat teknologi bukan hanya sebagai alat, tetapi sebagai strategi. Mereka harus bisa mengarahkan sekolah, guru, dan peserta didik untuk memanfaatkan teknologi secara bijaksana dan produktif,” ujar Eliya Uslifatul Jannah, mahasiswa Manajemen Pendidikan yang menaruh perhatian pada isu kepemimpinan modern di sekolah.

Menurut Eliya, salah satu tantangan terbesar dalam membangun pemimpin digital di sektor pendidikan adalah kesenjangan literasi digital antarguru dan lembaga pendidikan. Beberapa sekolah telah melangkah jauh dengan sistem digital yang terstruktur, sementara sebagian lainnya masih beroperasi secara tradisional tanpa fasilitas pendukung yang memadai.

“Teknologi tidak akan bermakna jika tidak diimbangi kompetensi. Tantangannya bukan hanya perangkat, tetapi kesiapan sumber daya manusia. Guru, kepala sekolah, dan pengambil kebijakan harus memahami arah perubahan digital dan siap beradaptasi,” jelas Eliya.

Selain kompetensi, masalah etika digital juga menjadi perhatian. Penggunaan teknologi di sekolah harus memperhatikan keamanan data, privasi anak, dan penggunaan alat digital yang tidak hanya untuk gaya, tetapi benar-benar mendukung pembelajaran berkualitas.

Terlepas dari berbagai kendala, optimisme tetap tumbuh. Semakin banyak sekolah mulai membangun budaya digital, mahasiswa calon pendidik mempelajari literasi teknologi sejak bangku kuliah, dan pemerintah mendorong percepatan transformasi digital melalui berbagai program, termasuk Merdeka Belajar.

Eliya menegaskan bahwa masa depan pendidikan akan ditentukan oleh bagaimana pemimpin di sektor ini mengelola inovasi. “Seorang digital leader bukan hanya orang yang menguasai teknologi, tetapi seseorang yang mampu memberdayakan orang lain untuk tumbuh bersama teknologi,” tutupnya.

Transformasi ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Dengan kepemimpinan digital yang kuat, pendidikan Indonesia diharapkan mampu membuka akses belajar yang lebih inklusif, adaptif, dan relevan dengan perkembangan zaman.Dokumentasi: Pinterest