fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Memasuki usia 20-an sering kali terasa seperti labirin kehidupan. Setiap mahasiswa tentu pernah merasakan tantangan dalam padatnya aktivitas kampus, mulai dari belajar, organisasi, hingga urusan pribadi. Di sisi lain, banyak juga yang dilanda kebingungan, tekanan, dan perasaan belum berhasil meraih pencapaian. Di tengah dinamika tersebut, dibutuhkan strategi dan refleksi agar tidak menyesal dan dapat menemukan makna kehidupan setelah melewati masa pencarian jati diri.
Memahami diri sendiri menjadi langkah awal untuk menghadapi berbagai fase kehidupan. Bukan tentang seberapa cepat seseorang mencapai kesuksesan, tetapi tentang kemampuan menerima proses, beradaptasi, dan menghargai setiap pengalaman. Pada usia ini, pengalaman menjadi pelajaran berharga yang membentuk kedewasaan dan mental. Berdasarkan pengalaman hidup, terdapat beberapa prinsip yang dapat membantu anak muda tetap tumbuh dan seimbang:
- Menerima keluarga dan mulai dengan apa yang kamu punya
Banyak anak muda merasa tidak puas dengan kondisi keluarganya, entah dari perbedaan pandangan, ekonomi, atau cara orang tua mendidik. Berdamai dengan hal tersebut menjadi awal dari kedewasaan emosional. Saat berhenti menyalahkan dan mulai menerima, hidup terasa lebih ringan dan penuh rasa syukur. - Olahraga dan tidur yang cukup
Menjaga tubuh bukan hanya soal penampilan, tetapi juga kesehatan mental. Olahraga dan tidur cukup meningkatkan fokus dan suasana hati. Dengan gaya hidup sehat, kita lebih siap menghadapi tantangan akademik maupun sosial. - Jangan biarkan hari berlalu tanpa kemajuan
Di tengah kesibukan kuliah, penting memastikan setiap hari ada kemajuan. Tidak perlu besar, asalkan konsisten. Bisa dimulai dari membaca buku, menulis, atau sekadar menata jadwal esok hari. Kebiasaan kecil ini menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat untuk berkembang. - Hindari perbandingan dengan orang lain
Di era digital, keinginan untuk diakui seringkali membuat seseorang kehilangan arah. Terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain bisa mengurangi kebahagiaan. Sebaliknya, fokuslah pada diri sendiri. - Cari teman dan lingkungan yang baik
Lingkungan sosial memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan masa depan. Memilih teman bukan berarti sombong, tetapi bentuk kesadaran menjaga arah hidup. Berada di lingkungan positif membantu seseorang tumbuh lebih baik dalam karier, pertemanan, dan kehidupan pribadi. - Hargai proses
Segala sesuatu, baik pencapaian, kesuksesan, maupun kepuasan diri, membutuhkan proses. Perjalanan yang panjang mengajarkan rasa tangguh, sabar, dan disiplin. Hasil yang baik akan datang pada waktu yang tepat. - Bahagia bukan untuk dikejar, tetapi dijalani
Kebahagiaan sejati tidak datang dari pencapaian besar, tetapi dari cara kita menjalani kehidupan sehari-hari. Senyum kecil, rasa syukur, dan hubungan baik dengan orang lain seringkali lebih bermakna daripada sekadar pencapaian.
Usia 20-an bukan perlombaan untuk menjadi yang tercepat, melainkan masa persiapan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Terlalu terburu-buru mengejar kesuksesan justru bisa membuat kehilangan arah. Nikmati setiap proses, dari manis hingga pahit, karena semua itu membentuk seseorang menjadi pribadi matang.
Penulis: Dyah Ayu (TP), Rinjani Risna (MP)
Editor: Nelly Najwa (PGSD)
Dokumentasi: