fip.unesa.ac.id – Peningkatan kualitas pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangat bergantung pada kinerja guru yang profesional. Penelitian tesis yang dilakukan oleh Sultonun Huda di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ini secara khusus menganalisis tiga faktor utama yang memengaruhi kinerja guru di SMK Negeri bidang keahlian Pariwisata, Bisnis, dan Manajemen di Kota Surabaya: Gaya Kepemimpinan Situasional kepala sekolah, Budaya Organisasi, dan Efikasi Diri guru. Studi kuantitatif ini menemukan bahwa ketiga faktor tersebut memiliki pengaruh yang signifikan, baik secara parsial maupun simultan, terhadap kualitas kerja guru.
Tiga Variabel Penentu Kualitas Guru Teruji Signifikan
Hasil pengujian hipotesis (uji t parsial) menunjukkan bahwa setiap variabel independen memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Gaya Kepemimpinan Situasional kepala sekolah terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan, menegaskan bahwa kepemimpinan yang adaptif dan menyesuaikan pendekatan dengan tingkat kesiapan guru dapat meningkatkan produktivitas. Demikian pula, Budaya Organisasi di sekolah dan Efikasi Diri (keyakinan diri) guru masing-masing juga menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mereka.
Budaya Organisasi Jadi Kontributor Terbesar Peningkatan Kinerja
Analisis simultan (uji F) memperkuat temuan ini dengan menyimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan Situasional, Budaya Organisasi, dan Efikasi Diri secara bersama-sama memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri di Surabaya. Ketiga variabel ini menyumbang total 38,7% terhadap kinerja guru, sementara sisanya sebesar 61,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Yang paling menonjol, hasil perhitungan sumbangan efektif (SE) menunjukkan bahwa Budaya Organisasi memiliki kontribusi terbesar, yaitu 22,7%, jauh melampaui Gaya Kepemimpinan Situasional (8,3%) dan Efikasi Diri (7,7%).
Menguatnya Peran Budaya Positif di Sekolah Kejuruan
Kontribusi dominan dari Budaya Organisasi (22,7%) menggarisbawahi bahwa norma, nilai, dan iklim kerja di SMK Negeri sangat berperan dalam membentuk perilaku dan etos kerja guru. Guru-guru di SMK ini merasakan adanya kejelasan aturan dan pedoman yang diterapkan sekolah, yang mencerminkan budaya organisasi kuat dan terarah. Budaya yang kondusif ini, ditambah dengan motivasi dari manajemen untuk pengembangan karir, terbukti menjadi energi penggerak kolektif yang mendorong guru untuk terus berinovasi dan memberikan kinerja terbaiknya.
Tantangan Kepemimpinan dan Fasilitas Menuju Kinerja Optimal
Meskipun hasilnya positif, penelitian ini juga mencatat adanya tantangan yang perlu diatasi. Dalam hal Gaya Kepemimpinan Situasional, kepala sekolah masih cenderung menerapkan pendekatan selling (mengarahkan sekaligus membina) secara dominan, sementara pendekatan delegating (pendelegasian penuh) memiliki hasil validitas terendah, mengindikasikan bahwa kepercayaan penuh dan otonomi kepada guru yang kompeten belum optimal. Selain itu, sebagian guru menilai penyediaan fasilitas penunjang dan pemberian penghargaan (reward) dari pihak manajemen masih perlu ditingkatkan agar dapat lebih memperkuat Budaya Organisasi yang mendukung kinerja.
Arah Kebijakan Baru: Sinergi Kepemimpinan, Budaya, dan Efikasi Diri
Temuan tesis ini diharapkan menjadi referensi penting bagi Dinas Pendidikan dan manajemen sekolah untuk meningkatkan kinerja guru secara berkelanjutan. Peningkatan kualitas tidak cukup hanya dengan fokus pada faktor internal guru (seperti Efikasi Diri), melainkan harus melalui sinergi strategis antara ketiga variabel secara simultan. Implementasi Kepemimpinan Situasional yang adaptif, penguatan Budaya Organisasi yang kolaboratif dan berorientasi penghargaan, serta program pengembangan yang meningkatkan Efikasi Diri guru adalah fondasi yang teruji untuk menghasilkan lulusan SMK berkualitas dan berdaya saing di Kota Surabaya.
Peneliti : Sultonun Huda