Ignasius Suswakara Kukuhkan Model IRCL dalam Ujian Disertasi Terbuka Program Doktor Teknologi Pendidikan FIP UNESA

fip.unesa.ac.id SURABAYA—Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) kembali melahirkan doktor baru dari Program Studi S3 Teknologi Pendidikan. Adalah Ignasius Suswakara, S.Fil., M.Th., yang sukses mempertahankan disertasinya dalam ujian terbuka yang berlangsung pada Senin pagi, 21 Juli 2025, di Ruang Sidang Gedung O1 lantai 2 FIP UNESA.

Disertasi Ignasius berjudul “Pengembangan Model Interreligious Contextual Learning untuk Meningkatkan Pemahaman dan Sikap Toleransi Beragama Mahasiswa Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa (STIPAR) Ende”. Dalam forum ilmiah tersebut, ia memperkenalkan Model IRCL (Interreligious Contextual Learning), sebuah model pembelajaran kontekstual berbasis nilai-nilai kemanusiaan dan keberagaman agama yang berfokus pada tiga fondasi utama, yaitu context, concern, dan connect.

Ujian disertasi ini dipimpin oleh Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si sebagai ketua penguji, dan menghadirkan sejumlah penguji terkemuka seperti Prof. Dr. Rusijono, M.Pd, Dr. Utari Dewi, S.Sn., M.Pd, Prof. Dr. Mustaji, M.Pd, Prof. Dr. H. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd, Dr. H. Andi Mariono, M.Pd, serta Prof. Punaji Setyosari, M.Ed dari Universitas Negeri Malang.

Selama pemaparan dan sesi tanya jawab, Ignasius menyampaikan bahwa Model IRCL dirancang sebagai solusi pembelajaran kontekstual dalam membangun pemahaman dan sikap toleransi beragama secara utuh. Model tersebut juga telah dilengkapi dengan berbagai perangkat pendukung, antara lain Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), serta instrumen penilaian yang sesuai dengan capaian pembelajaran.

Para penguji menyampaikan apresiasi atas kontribusi ilmiah yang ditawarkan Ignasius melalui model tersebut. Salah satunya datang dari Dr. H. Andi Mariono, M.Pd., yang menyebut disertasi ini sebagai karya luar biasa. “Kalau boleh saya simpulkan dengan tiga kata: tidak ada yang lain,” menggarisbawahi orisinalitas dan urgensi topik yang dibahas.

Sementara itu, Prof. Dr. Mustaji, M.Pd. menekankan pentingnya produk turunan yang aplikatif dari model tersebut. Ignasius menjelaskan bahwa IRCL telah disusun secara sistematis dan dapat diimplementasikan untuk mendukung pembelajaran lintas agama yang toleran dan inklusif.

Menutup sesi, Prof. Dr. Rusijono, M.Pd. mempertanyakan esensi utama dari model tersebut. Dengan lugas, Ignasius menyatakan, “Tujuan utama IRCL adalah menjawab capaian pembelajaran, yakni membentuk pemahaman dan sikap toleransi secara utuh.”

Setelah menjalani ujian selama lebih dari dua jam, Ignasius Suswakara dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan, memperoleh nilai disertasi 89,43 dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93. Ia resmi menyandang gelar Doktor Teknologi Pendidikan ke-145 dari Universitas Negeri Surabaya.

Penulis: Zahira Auliya Soekandar (PGSD)

Editor: Nelly (PGSD)

Dokumentasi: Eliya (MP), Ivan (BK), Mustika (BK)