fip.unesa.ac.id-SURABAYA- Di tengah upaya global untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, belajar bahasa isyarat, menjadi semakin penting. Hal ini dikarenakan bahasa isyarat bukan hanya alat komunikasi bagi penyandang disabilitas pendengaran, tetapi juga jembatan pemahaman antara mereka dan masyarakat luas.
Melihat hal itu, Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Luar Biasa (HMP PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) mengadakan pelatihan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) selama 4 kali dalam bulan Oktober ini, dengan mengusung tema “Menghadirkan inklusi melalui bahasa isyarat: Merangkul keterbukaan dan keterampilan” yang bertempat di gedung O6.
Tujuan diadakannya pelatihan SIBI adalah untuk menghadirkan iklim inklusivitas melalui bahasa isyarat. Sasaran dari pelatihan ini adalah mahasiswa PLB dan mahasiswa UNESA. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa menjadi generasi penerus yang mampu menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. Selain itu, pelatihan ini juga terbuka untuk masyarakat umum. Guna untuk memberikan kesempatan bagi siapa saja yang tertarik untuk belajar dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi semua kalangan melalui bahasa isyarat.
Media pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi laptop dan proyektor, yang akan membantu menjelaskan konsep dasar dan penggunaan bahasa isyarat SIBI secara lebih efektif. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat bertemu dengan teman-teman tuli di masyarakat.
Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman. Dengan meningkatnya pemahaman tentang bahasa isyarat, diharapkan interaksi antara penyandang disabilitas dan masyarakat luas dapat terjalin dengan lebih baik.
Dengan diadakannya pelatihan ini, membuktikan Komitmen dari FIP UNESA khususnya Program studi PLB untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat yang lebih inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan semua individu.
Terakhir, ketua pelaksana Ratna Pancawati mengungkapkan harapannya setelah diadakan pelatihan SIBI ini. “Harapannya pelatihan SIBI ini dapat meningkatkan kepercayaan diri bagi teman-teman yang telah belajar bahasa isyarat, sehingga ketika bertemu dengan teman tuli diluar sana, mereka bisa mempraktekannya dengan teman tuli, “ tuturnya.
Penulis: Florencya Agatha Damasitha (MP), Lina Nur Laili (PLB), Ria Risky Syah Putri Ayu Fadilla (PGSD)