fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul) melaksanakan benchmarking ke Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada Senin, 1 September 2025 di Ruang Sidang O1 lantai 1, FIP UNESA.
Rombongan FKIP Unmul yang dipimpin langsung oleh Prof. Dr. H. Susilo, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan, disambut hangat oleh Dekan FIP Unesa, Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si., beserta jajaran pimpinan fakultas. Dalam sambutannya, Prof. Susilo menyampaikan bahwa benchmarking ini menjadi momentum belajar, khususnya terkait proses persiapan akreditasi AQAS maupun AQIN, setelah sebelumnya beberapa program studi di FKIP Unmul meraih akreditasi ASIIN.
“Ini pengalaman pertama kami mengajukan akreditasi internasional AQIN. Kami berharap bisa banyak belajar dari FIP Unesa yang sudah lebih dahulu meraih pengakuan internasional,” ungkap Prof. Susilo.

Rombongan FKIP Unmul terdiri dari jajaran pimpinan dan ketua program studi, termasuk Prof. Dr. Hamdi Mayulu (Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan Unmul), Prof. Dr. Azainil (Wakil Dekan I), serta sejumlah ketua program studi unggulan. Selain itu, hadir pula alumni Unesa yang kini berkiprah sebagai dosen di Unmul, menandai eratnya hubungan historis kedua institusi.
Sementara itu, Ketua Gugus Penjaminan Mutu (GPM) FIP Unesa, Dr. Citra Walidiyah, memaparkan pengalaman FIP Unesa dalam meraih akreditasi internasional. Hingga saat ini, delapan program studi di FIP telah terakreditasi internasional dengan status unconditional. Ia menekankan bahwa kunci utama keberhasilan ada pada konsistensi penjaminan mutu, pengelolaan dokumen digital melalui sistem SiMutu, serta penguatan website prodi dan fakultas sebagai media transparansi dan sumber utama penilaian asesor.
“Website adalah pintu pertama yang dilihat asesor internasional. Semua data, mulai dari profil dosen, kurikulum, hingga publikasi harus terkelola dengan baik dan mudah diakses,” jelas Dr. Citra.
Dalam sesi diskusi, berbagai best practice FIP Unesa turut dibagikan, mulai dari strategi penyusunan kurikulum berbasis graduate profile dan PLO, pengelolaan beban kerja dosen sesuai standar ECTS, variasi penelitian mahasiswa, hingga manajemen laboratorium yang aktif mendukung profil lulusan.
Benchmarking ini juga membuka peluang kolaborasi lebih lanjut, baik dalam bidang akademik, penelitian, maupun pengembangan kelembagaan. Prof. Susilo menambahkan bahwa FKIP Unmul dengan lebih dari 5.900 mahasiswa dan 200 dosen, membutuhkan jejaring strategis dengan kampus seperti Unesa, apalagi dengan adanya pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan semakin mempererat interaksi antarlembaga.
“Harapan kami, benchmarking ini bukan hanya pertukaran pengalaman, tetapi juga awal kolaborasi jangka panjang antara FKIP Unmul dan FIP Unesa,” tutupnya.
Dokumentasi: Ivan (BK), Zihad (TP)