fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Teknologi Pendidikan (TP) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) melaksanakan Guest Lecture and MoU Signing dengan tema “Research Trends in Educational Technology”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 13 Agustus 2025 secara hybrid melalui laman zoom dan di ruang sidang O1 Lt. 1, FIP UNESA.
Pada kegiatan ini, hadir pemateri sekaligus pihak yang melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dari National Dong Hwa University (NDHU), Dr. Wu-Yuin Hwang, selaku Dekan College of Science and Engineering. Kehadirannya tidak hanya untuk menjalin kerja sama formal melalui MoU, tetapi juga untuk memberikan paparan terkait peluang studi dan kolaborasi riset di Taiwan.
Dalam pemaparannya, Dr. Wu-Yuin Hwang menegaskan bahwa NDHU memiliki daya tarik tersendiri bagi mahasiswa internasional. “NDHU menawarkan kualitas pendidikan yang unggul, lingkungan yang ramah dan aman, serta biaya kuliah dan hidup yang terjangkau,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kampus NDHU dikenal sebagai “universitas riset terkemuka di Taiwan Timur yang memiliki kampus terbesar dan terindah di negara tersebut, sehingga pengalaman belajar di sini memadukan akademik, penelitian, dan keindahan alam.”

Dr. Wu-Yuin Hwang turut memaparkan profil NDHU yang berdiri sejak 1995 dan menaungi sekitar 2.511 mahasiswa, termasuk 272 mahasiswa internasional dari lebih 10 negara. “Kami memiliki 9 program sarjana, 8 program magister, dan 7 program doktor, semuanya berfokus pada teknologi mutakhir dan kolaborasi lintas disiplin,” jelasnya. Ia juga menyebutkan dukungan 118 dosen, 18 peneliti, dan 24 staf administrasi yang berperan dalam mendorong penelitian tingkat lanjut di 8 departemen akademik dan 2 pusat penelitian.
Selain program akademik, Dr. Wu-Yuin Hwang memperkenalkan berbagai komunitas mahasiswa di NDHU, termasuk Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI NDHU) dan Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan Wilayah Timur (FORMMIT Timur). “Komunitas ini tidak hanya menjadi wadah silaturahmi, tetapi juga sarana dukungan akademik, sosial, dan spiritual bagi mahasiswa Indonesia di Taiwan,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan beragam program pertukaran pelajar dan dosen, baik luring maupun daring. “Pertukaran daring memungkinkan mahasiswa dan dosen mengakses materi kuliah serta berinteraksi dengan akademisi dari berbagai negara tanpa harus datang langsung ke Taiwan. Ini membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dan inklusif,” pungkasnya.
Penulis: Lina Nur Laili (PLB)
Editor: Nelly Najwa (PGSD)