fip.unesa.ac.id, SURABAYA — Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya melalui Disability Innovation Center (DIC) UNESA bekerja sama dengan Khon Kaen University, Thailand, menggelar pelatihan guru bertema Teacher Training on Practical Use “Inclusive Education Book” pada Selasa, 20 Mei 2025, di Gedung O1 FIP UNESA.
Dekan FIP UNESA, Prof. Dr. Mochammad Nursalim, M.Si., menyampaikan bahwa pusat disabilitas merupakan salah satu program unggulan UNESA yang harus terus diperkuat. “Kolaborasi ini sejalan dengan visi UNESA sebagai kampus ramah disabilitas yang memberikan ruang dan akses seluas-luasnya bagi semua kalangan,” jelasnya.
Pelatihan ini menghadirkan empat narasumber dari dua negara. Sesi pertama dibawakan oleh Assoc. Prof. Dr. Penne Narot dari Khon Kaen University yang mengulas konsep dasar pendidikan inklusif. Menurutnya, inklusi berarti penyetaraan pendidikan, di mana siswa dari latar belakang berbeda belajar dalam kelas yang sama. Ia menekankan pentingnya lingkungan belajar yang adaptif, penerapan Universal Design for Learning (UDL), serta peran guru pendamping.
Dilanjutkan oleh Prof. Dr. Sujarwanto, M.Pd., yang membahas pentingnya komunikasi dan kolaborasi dengan keluarga dalam mendukung keberhasilan pendidikan inklusif. “Pendidikan berkualitas adalah yang mampu menghadirkan siswa, mendorong partisipasi aktif, dan mencapai hasil belajar maksimal,” tuturnya.
Pada sesi ketiga, Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., memaparkan strategi implementasi pendidikan inklusif, mulai dari pengelolaan kelas, kerja sama lintas sektor, hingga pemanfaatan teknologi. Ia menyebut teknologi sebagai alat bantu penting untuk memperluas akses informasi bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki hambatan belajar.

Sesi penutup disampaikan oleh Dr. Narong Kiettikunwong, yang mengulas dinamika penerapan pendidikan inklusif secara global. Ia menyoroti tantangan seperti pelabelan berlebihan terhadap istilah inklusif, ketimpangan akses pendidikan, serta perbedaan pemahaman tentang makna inklusi. “Tiga kunci utama keberhasilan pendidikan inklusif adalah kebijakan sekolah yang mendukung, kolaborasi antar guru, dan keterlibatan aktif keluarga,” tegasnya.
Penulis: Dede Rahayu Adiningtyas (PGSD)