fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Perubahan zaman membawa transformasi besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam gaya belajar mahasiswa. Jika mahasiswa era 90-an identik dengan tumpukan buku tebal, catatan manual, dan diskusi intens di perpustakaan, maka mahasiswa masa kini lebih akrab dengan perangkat digital dan akses informasi yang serba cepat.
Pada era 90-an, proses belajar berlangsung secara konvensional dan menuntut kesabaran serta ketekunan dalam menggali informasi. Mahasiswa harus mencari referensi secara manual dan mengandalkan pertemuan langsung untuk berdiskusi serta mencatat penjelasan dosen selama perkuliahan. Pola ini membentuk karakter mahasiswa yang ulet, memiliki daya ingat kuat, dan mendalami materi secara menyeluruh.
Berbeda dengan itu, mahasiswa masa kini lebih mengandalkan teknologi sebagai sarana utama belajar. Informasi dapat diperoleh hanya dengan satu klik melalui perangkat digital. Kehadiran platform pembelajaran daring, video tutorial, hingga forum diskusi online semakin memudahkan proses belajar. Fleksibilitas ini memungkinkan mahasiswa belajar kapan saja dan di mana saja.
Meski begitu, setiap era memiliki tantangannya masing-masing. Jika mahasiswa 90-an bergulat dengan keterbatasan sumber belajar fisik, mahasiswa masa kini justru dihadapkan pada banjir informasi yang perlu disaring dengan cermat. Kemudahan akses digital menuntut kemampuan berpikir kritis dalam memilah sumber yang kredibel serta menjaga fokus di tengah distraksi dunia maya. Selain itu, beberapa jurnal akademik nasional dan internasional masih membatasi akses melalui sistem berbayar, menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa.
Perbedaan gaya belajar tersebut mencerminkan evolusi pendidikan yang dinamis seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan zaman. Baik mahasiswa 90-an maupun mahasiswa sekarang sama-sama menghadapi tantangan dan keunggulan unik yang membentuk karakter serta pengalaman belajar masing-masing. Dengan memahami perubahan ini, kita dapat lebih menghargai proses belajar yang terus berkembang dan adaptif terhadap tuntutan era digital.
Penulis: Lina Nur Laili (PLB)
Editor: Nelly Najwa (PGSD)
Dokumentasi: