fip.unesa.ac.id, SURABAYA- Wisuda periode 112 Universitas Negeri Surabaya (UNESA) digelar pada Rabu, 30 Oktober 2024 di Graha UNESA. Wisuda periode ini mengusung tema “Mencetak Wisudawan UNESA yang Adaptif Menuju Indonesia Emas 2045.” Sejumlah 155 wisudawan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dari jenjang Sarjana hingga Doktor dikukuhkan pada rapat terbuka tersebut.
Acara dibuka dengan penampilan kolaborasi dari mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan yang bertemakan “Eksotika Nusantara.”
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes., selaku rektor UNESA menegaskan 4 kemampuan penting yang harus dikuasai oleh mahasiswa yaitu memperkuat karakter, menjadi pembelajar sepanjang hayat, menghargai perbedaan, dan menguasai literasi digital. Wisuda ini sekaligus sebagai momentum UNESA sebagai PTN-BH dalam berkontribusi untuk menyiapkan SDM unggul yang cepat, adaptif, tangguh dan inovatif menyongsong era Indonesia emas sejalan dengan kebijakan strategis pemerintahan baru.
Melalui sesi wawancara, Arie Wahyu Maulidya sebagai Adiwisudawan Fakultas Ilmu Pendidikan dengan IPK 3,90 membagikan tips dan motivasinya dalam meraih nilai yang baik diantaranya memilih waktu belajar yang konsisten sesuai jam kerja otak, membuat skala prioritas untuk membantu manajemen waktu, me-review materi yang telah dipelajari, dan tentunya diimbangi dengan do’a. Selama menempuh masa studi di prodi Manajemen Pendidikan, Mahasiswi yang sebelumnya aktif dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) selingkup UNESA tersebut mengungkapkan tantangan yang pernah dihadapinya. “Selama masa MBKM kita dihadapkan langsung di dunia kerja sehingga merasakan perbedaan yang sangat signifikan dengan dunia perkuliahan. Kita harus siap dalam menerapkan softskill dan hardskill yang kita miliki demi bisa bersaing di dunia kerja,” jelasnya.
Selain Arie, Moch. Abdulloh Ibrohim, salah satu wisudawan FIP disabilitas netra yang dikukuhkan pada rapat terbuka tersebut, membagikan cerita terkait perjuangannya dalam meraih gelar sarjana hingga akhirnya dapat mengikuti wisuda periode 112 . Ia menyampaikan kesannya selama di bangku perkuliahan “Kebijakan-kebijakan yang diberikan kampus bagi mahasiswa disabilitas sangat membantu kami selaku mahasiswa disabilitas untuk mendapatkan hak belajar yang setara dengan mahasiswa lainnya”. Untuk sampai di titik ini, ia kerap mengalami pandangan yang terkesan meremehkan kemampuan mahasiswa disabilitas, sehingga hal tersebut menjadi motivasi bagi dirinya untuk membuktikan bahwa mahasiswa disabilitas mampu berproses bersama mahasiswa tipikal lainnya dengan cara mereka sendiri.
Ia berharap setelah ini pandangan masyarakat terhadap disabilitas bisa berubah dan pendidikan inklusif semakin digencarkan dan merata disetiap daerah sehingga memberi ruang bagi anak berkebutuhan khusus untuk dapat menempuh pendidikan. Dan ia juga memberikan motivasi bagi teman-teman yang sedang berjuang di bangku perkuliahan untuk selalu produktif dan jangan menyia-nyiakan waktu selama empat tahun sehingga mendapatkan banyak pengalaman yang berharga untuk kehidupan selanjutnya.
Penulis : Tita Rahmawati (PLB), Cindy Aulia Gultom (PLB), Chantika Toti Yuliandani (PGSD)
Dokumentasi : Cindy Aulia Gultom (PLB)