Bagaimana Jika A.Yani Menjadi Presiden?: Bayangan Indonesia Dalam Genggaman Pahlawan Revolusioner

fip.unesa.ac.id Surabaya —  Bagaimana jika Ahmad Yani menjadi Presiden Indonesia? Pertanyaan ini bukan tanpa alasan. Sosok Jenderal Ahmad Yani dikenal memiliki kharisma, kecerdasan, serta jiwa kepemimpinan yang kuat. Lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 19 Juni 1922, Ahmad Yani sejak muda telah menunjukkan kedisiplinan dan semangat juang yang tinggi.

Karier militernya berkembang pesat hingga dipercaya menjabat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Hubungan keduanya sangat dekat, bahkan Bung Karno disebut pernah bermimpi Ahmad Yani menjadi pemimpin masa depan Republik Indonesia, disebutkan dalam Buku Biografi Dr. Ir. PK. Haryasudirja: Tokoh Pejuang Kemerdekaan, Pembangun, dan Pendidikan. Inilah yang menjadi pemantik para pemerhati sejarah membayangkan bagaimana jikalau Indonesia berada dalam genggaman kepemimpinan Jenderal Ahmad Yani?

Membayangkan Ahmad Yani sebagai Presiden Indonesia membuka ruang diskusi yang menarik. Dengan karakter tegas, jujur, dan berpandangan nasionalis, Yani kemungkinan besar akan membangun pemerintahan yang berlandaskan kedisiplinan dan integritas tinggi. Ia dikenal tidak mudah goyah oleh kepentingan pribadi atau tekanan politik, dan selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya.

Jika Ahmad Yani benar-benar memimpin Indonesia, bisa jadi arah bangsa ini akan lebih tertata dan stabil. Ia mungkin akan menata sistem pertahanan dengan profesional, memperkuat persatuan nasional, dan menegakkan nilai-nilai moral yang kuat di tengah dinamika politik. Sosoknya yang sederhana namun berwibawa juga diyakini dapat menjadi jembatan antara rakyat dan pemerintah, antara kekuatan sipil dan militer. Banyak sejarawan menilai, di bawah kepemimpinan Yani, Indonesia mungkin akan menjadi negara yang tegas namun berperikemanusiaan, kuat namun tetap berpihak kepada rakyat kecil.

Namun, kenyataan sejarah berkata lain. Tragedi kelam 30 September 1965 merenggut nyawa Ahmad Yani bersama enam jenderal lainnya. Ia gugur dengan kehormatan sebagai Pahlawan Revolusi, mempertahankan kesetiaannya kepada negara hingga akhir hayat. 

Ahmad Yani telah menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati tidak selalu diukur dari jabatan, melainkan dari pengabdian dan cinta yang tulus kepada tanah air.

Penulis: Zahira Auliya (PGSD)

Dokumentasi: Jakarta Daily Indonesia