fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Program Studi S2 Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (S2 DIKDAS FIP UNESA) gelar Konferensi Internasional ke-4 dengan tema “Transformative Education Empowerment in the Landscape of Cultural and Religious Diversity” dengan mendatangkan pembicara dari berbagai institusi pada tingkat internasional yang dilaksanakan secara hybrid pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2024 di Gedung O1 lantai 1.
Dalam sambutannya, Neni Mariana, S.Pd., M.Sc., Ph.D., Koordinator Program Studi S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya sekaligus ketua pelaksana Konferensi TERSD ke-4 menjelaskan bahwa acara ini dilaksanakan di Indonesia secara kolaboratif oleh Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Selanjutnya, pemaparan materi oleh Prof. Peter Charles Taylor dari Universitas Murdoch Australia dengan materi Transformasi Pendidikan berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Pendidikan berbasis STEM dapat diterapkan mulai jenjang sekolah dasar hingga pascasarjana. “Kita sebagai tenaga pendidik dapat memulai standar pembelajaran dengan mengenalkan keanekaragaman hayati, kondisi lingkungan sekitar, dan untuk kelas tinggi dapat menerapkan Artificial Intelligence (AI) untuk mempelajari robotika,” tuturnya. Pembelajaran berbasis STEM juga dapat meningkatkan pengetahuan relasional, pengetahuan secara budaya, dan pengetahuan sosial yang kritis.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber kedua yaitu Prof. Dra. Pratiwi Retnaningdyah, M.Hum., M.A., Ph.D., yang membahas tentang Ecoliteracy. Ia mengulas urgensi individu dalam memahami ecoliteracy agar dapat lebih memahami dampak dari tindakannya terhadap lingkungan. Ecoliteracy juga penting dalam pendidikan dan penerapannya bagi anak usia dini harus memperhatikan beberapa metode dalam pembelajarannya. “Ecoliteracy penting diterapkan dalam pendidikan dengan tujuan untuk membantu siswa menjadi warga negara yang terinformasi yang mampu membuat pilihan berkelanjutan yang berkontribusi pada perubahan lingkungan yang positif,” jelasnya.
Selanjutnya, memasuki sesi presentasi artikel dari 11 negara yaitu Indonesia, Australia, Nepal, Filipina, Thailand, Saudi Arabia, Brazil, Afrika Selatan, Hongkong, United Kingdom, dan India. Presentasi pertama oleh Madan Rijal dari Kathmandu University Nepal membahas tentang “Critical Reflective Practice”. Melalui Reflective practice, guru dapat mendorong peserta didik untuk aktif mencari solusi dari permasalahannya. Presentasi kedua oleh Chorruk Wongsawan dari Universitas Burapha Thailand membahas mengenai kasus inovasi STEAM pada makanan cepat saji.
Presentasi ketiga oleh Thanyarat Supason dari Thailand membahas tentang penggunaan pewarna kain alami Phu Thai untuk meningkatkan pemikiran kritis siswa. Presentasi keempat oleh Pratuengsook Maneelam dari Khon Kaen University Thailand membahas tentang pembelajaran transformatif tentang bahan bakar diesel ekonomi sirkular dari sampah plastik. Terakhir, materi oleh Maria Elisabet Sinaga dari Universitas Negeri Medan, menganalisis kemampuan literasi numerasi peserta didik SMAN 1 Parmaksian yang Menerapkan Kurikulum Mandiri.
Sebagai sesi penutup, Prof. Jack Whitehead, dari Universitas Columbia, Inggris, memaparkan mengenai teori pembelajaran transformatif serta keterkaitannya dengan agama. Harapannya, konferensi internasional ini dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pendidikan serta kepekaan terhadap isu-isu pendidikan yang terjadi di Indonesia.
Penulis : Chantika Toti Yuliandani (PGSD), Tita Rahmawati (PLB), Dede Rahayu Adiningtyas (PGSD)