Peringati Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret: Kenang Kisah Inspiratif dari Tokoh Intelektual Indonesia

fip.unesa.ac.id, SURABAYA- Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret menjadi momen penting untuk menyoroti peran perempuan dalam berbagai bidang serta mendukung penyetaraan gender. Salah satu tokoh perempuan Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan adalah Raden Ayu Lasminingrat.

Raden Ayu Lasminingrat: Perintis Pendidikan Perempuan

Raden Ayu Lasminingrat lahir pada 29 Maret 1854 di Garut, Jawa Barat. Ia merupakan putri sulung dari sastrawan Sunda, Raden Haji Muhammad Musa dan Raden Ayu Ria. Meskipun namanya kurang dikenal luas, perannya dalam dunia pendidikan sangatlah besar.

Lasminingrat berperan penting dalam pendirian Sakola Kautamaan Istri (SKI) pada 1904, bersama Dewi Sartika. Tidak hanya memberikan gagasan, ia juga berupaya agar pendirian sekolah ini mendapatkan persetujuan dari Bupati Bandung. Sekolah ini menyediakan pendidikan bagi perempuan, termasuk pelajaran menulis, membaca, serta keterampilan seperti menyulam, menjahit, dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Pada 1911, sekolah ini diakui oleh pemerintah Hindia Belanda dan berganti nama menjadi Sakola Raden Dewi. Sekolah yang didirikan oleh Lasminingrat pun terus berkembang hingga ke berbagai kota lainnya.

Masa Kecil dan Perjalanan Pendidikan

Sejak kecil, Lasminingrat harus berpisah dari kedua orang tuanya dan pindah ke Sumedang untuk menempuh pendidikan. Ia diasuh oleh teman ayahnya yang berkebangsaan Belanda, Levyson Norman, yang turut mengenalkannya pada bahasa Belanda. Berkat pendidikan yang diterimanya, Lasminingrat menjadi salah satu pribumi perempuan pertama yang mahir membaca dan menulis dalam bahasa Belanda.

Berbekal pengalamannya, ia bertekad memperjuangkan kesetaraan derajat perempuan melalui pendidikan. Ia menyusun buku bacaan dalam bahasa Sunda yang memuat nilai-nilai moral, agama, ilmu alam, psikologi, dan sosiologi. Banyak dari ceritanya merupakan adaptasi dari karya-karya asing yang kemudian disesuaikan dengan kultur Sunda agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat.

Kiprah dalam Dunia Kepenulisan

Lasminingrat juga dikenal sebagai penulis yang berpengaruh. Ia menerjemahkan berbagai karya sastra ke dalam bahasa Sunda, termasuk:

Carita Erman, terjemahan dari Christoph von Schmid

Warnasari atau Roepa-Roepa Dongeng, yang terbagi dalam dua jilid:

Warnasari Jilid 1 (1876)

Warnasari Jilid 2 (1887)

Buku-bukunya ditulis dalam aksara Cacarakan dan merupakan hasil terjemahan dari karya Marchen von Grimm, J.A.A. Gouverneur (1872), serta beberapa cerita Eropa lainnya. Karyanya menjadi bahan ajar tidak hanya di Garut, tetapi juga di luar Pulau Jawa, bahkan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

Warisan dan Inspirasi bagi Perempuan Indonesia

Perjuangan Lasminingrat dalam dunia pendidikan menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi banyak perempuan Indonesia. Dengan keterbatasan yang ada, ia tetap bertekad memperjuangkan pendidikan sebagai kunci utama kemajuan bangsa. Warisan yang ditinggalkannya menjadi bukti bahwa perempuan memiliki peran besar dalam membangun negeri.

Penulis: Cindy Aulia Gultom (PLB), Tita Rahmawati (PLB) 

Dokumentasi: Sugawa.id