PG-PAUD FIP UNESA: Kenali Bullying Pada Anak Usia Dini lewat Perspektif Kepala Sekolah TK Roudhotul Ilmi Surabaya

fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG PAUD) berkegiatan bersama dengan Save Street Child (SSC) Surabaya dengan mengadakan  kegiatan “Mewarnai Bersama” pada Selasa, 7 Mei 2024 yang bertempat di TK Roudhotul Ilmi Surabaya.

Adanya kasus bullying tidak hanya terjadi dalam usia remaja – dewasa, nyatanya bullying juga terjadi pada anak usia dini. ironisnya anak usia dini yang seharusnya menikmati masa – masa bermain dengan kawan sebayanya, bisa menjadi korban maupun pelaku tindakan bullying. Bullying yang terjadi tidak melulu berupa tindakan fisik, tetapi juga bisa melalui verbal yang merusak kepercayaan diri anak.

Menindaklanjuti  kasus bullying yang merajalela pada anak usia dini tidak terlepas dari tanggung jawab Tri Pusat Pendidikan yaitu Sekolah (Guru, Kepala Sekolah, dan Siswa), Keluarga (orang tua/wali mjurid), dan Masyarakat (Komite sekolah dan organisasi profesi). Ketiganya harus bekerja sama dan membuat kesepakatan dalam mengatasi permasalahan bullying agar pendidikan berjalan optimal. Kasus bullying yang terjadi pada anak usia dini rata-rata disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar yang buruk dan dampak dari konten-konten negatif yang tersebar pada media sosial di gawai mereka.

Durrotul Ba’diah, Kepala TK Roudhotul Ilmi Surabaya menegaskan bahwa anak usia dini wajib dibekali dengan nilai moral keagamaan sebagai perisai dari hal-hal negatif di era digitalisasi. Sebagai role model di lingkungan keluarga, orang tua wajib menumbuhkan rasa kasih sayang dan memunculkan kenyamanan bagi anak-anaknya agar mereka dapat leluasa menceritakan aktivitasnya sehari-hari.

“Pengajaran utama pada anak bukanlah pelatihan skill, melainkan memberikan penerapan akhlakul karimah (akhlak yang baik) sesuai ajaran agama. Berikan pendampingan yang ekstra agar mereka dapat mempelajari berbagai situasi yang mungkin dihadapi kedepannya. Satu lagi yang tak kalah penting, orang tua wajib memberikan waktunya untuk menstimulasi anak-anak mereka agar dapat menceritakan kesehariannya atau kegiatan yang telah dilaluinya di lingkungan sekitar,” jelasnya.

Peranan orang tua akan lebih maksimal jika dipadukan dengan kontribusi dari pihak sekolah. Sekolah yang cermat dan cekatan terhadap kasus bullying pasti mengadakan sosialisasi kepada peserta didik usia dini bersama dengan orang tua mereka.

Dari kegiatan tersebut mahasiswa mendapatkan bekal untuk mengenali bullying pada anak usia dini. Selain itu mahasiswa juga dapat mengetahui cara mengatasi bullying melalui pendekatan yang tepat untuk anak usia dini.

Penulis : Rifdah (PG-PAUD), Chantika (PGSD), Fadilla (PGSD)

Dokumentasi: Rifdah (PG-PAUD)