fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Dosen S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), M. Bambang Edi Siswanto, M.PD., berhasil meraih gelar doktor prodi S3 Pendidikan Dasar (Dikdas), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) setelah menjalani ujian terbuka di Ruang Sidang Lantai 2 O1 Gedung FIP, pada Kamis, 16 Januari 2025.
Ujian terbuka ini menghadirkan jajaran dewan penguji yang terdiri dari Promotor 1, Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si., (Dekan FIP UNESA), Promotor 2, Prof. Dr. Suryanti, M.Pd., (Koordinator Prodi S3 Dikdas), serta segenap dewan penguji di antaranya, Prof. Dr. Wiryanto, M.Si., Neni Mariana, S.Pd., M.Sc., Ph.D., dan Dr. Ganes Gunansyah, S.Pd., M.Pd., serta Widya Karmila Sari Achmad, M.Pd., dari Universitas Negeri Makassar yang turut memberikan masukan dan pertanyaan kritis terkait dengan riset yang telah dilakukan.
M. Bambang Edi Siswanto dinyatakan lulus setelah berhasil memaparkan disertasi serta menjawab pertanyaan dari seluruh penguji. Ia berhasil menjadi doktor ke-4 program studi S3 Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya dengan IPK 3.94 dan nilai disertasi 88,98.
Promovendus M. Bambang Edi Siswanto mengangkat judul “Model Pendidikan Transformative Reflexive Empowering Character Building (TRECB) untuk Mewujudukan Pembiasaan Profil Pelajar Pancasila pada Sekolah Dasar” dalam disertasinya.
Pada paparannya, ia memperkenalkan pendekatan 360° yaitu pendekatan pola penilaian secara menyeluruh, dari guru, siswa dan stakeholder pada perkembangan siswa sekolah dasar. “Tidak ada dekripsi anak itu baik atau tidak baik. Yang ada proses pada perkembangan anak itu yang menjawabnya,” tuturnya.
Promovendus menyampaikan bahwa sekolah yang tinggi adalah sekolah yang memiliki pembiasaan yang baik, terutama perkembangan teknologi. Dalam penelitian ini, diharapkan pendidikan karakter dapat menjadi pondasi yang kuat bagi pengembangan karakter di sekolah dasar. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran, diharapkan siswa tidak hanya mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, tetapi juga tumbuh menjadi individu yang memiliki integritas dan empati sehingga siap menghadapi tantangan di masa depan.
Model Transformative Reflexive Empowering Character Building (TRECB) diharapkan dapat menjadi alat yang efektif dalam mengembangkan karakter anak sekolah dasar. Dengan mengintegrasikan pendidikan berbasis nilai, mendorong refleksi diri, serta memberdayakan siswa melalui keterlibatan aktif, TRECB memberikan pondasi yang kuat bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan tanggung jawab. Melalui pendekatan yang holistik dan mendukung, model ini berpotensi membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Penulis: Khesya Dyanza (TP), Rifda Sakinah Arrohmany (PG-PAUD), Nelly Najwa (PGSD)
Dokumentasi: Khesya Dyanza (TP)