fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menyelenggarakan prosesi Wisuda ke-114 yang mengusung tema “Mencetak Wisudawan UNESA yang Inovatif, Adaptif, Kolaboratif untuk Mendukung Terlaksananya Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045.” Prosesi wisuda ini dilaksanakan pada Selasa, 5 Juli 2025 di Graha UNESA, Kampus 2 Lidah Wetan.
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) turut menjadi sorotan dengan menghadirkan lulusan-lulusan terbaik dari berbagai program studi. Salah satunya adalah Fatin Naurah dari Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang berhasil meraih predikat wisudawan terbaik FIP dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98. Di tingkat magister, capaian membanggakan juga diraih oleh Hardina Maulida Fashina dari Program Studi S2 Pendidikan Dasar yang lulus dengan IPK sempurna, yakni 4,00.

Fatin mengangkat skripsi berjudul “Pengembangan E-Worksheet Berbasis Komik (EWoMic) Materi Pecahan Kelas V SD.” Inovasi media pembelajaran ini dirancang untuk menyederhanakan materi pecahan melalui pendekatan visual dan naratif yang menarik bagi siswa. “Media ini dikemas dalam bentuk flipbook dan liveworksheet agar mudah diakses serta menarik minat belajar siswa,” jelasnya. Ia juga menekankan bahwa tujuan utamanya bukan semata meraih predikat terbaik, tetapi menjadi pembelajar sepanjang hayat. “Bagi saya, pendidikan adalah proses pembentukan diri secara utuh,” ujarnya.
Fatin sendiri mengangkat judul skripsi “Pengembangan E-Worksheet Berbasis Komik (EWoMic) Materi Pecahan Kelas V SD.” Ia menjelaskan bahwa EWoMic bertujuan menyederhanakan konsep pecahan lewat media visual dan cerita yang menarik bagi anak-anak. “EWoMic disajikan dalam bentuk flipbook dan liveworksheet agar mudah diakses peserta didik,” jelasnya. Lebih jauh, Fatin mengungkapkan bahwa motivasi utamanya bukanlah menjadi yang terbaik, melainkan menjadi pembelajar sejati. “Saya ingin terus belajar, bukan untuk menjadi terbaik, tapi menjadi pembelajar seumur hidup. Pendidikan bagi saya adalah pembentukan diri yang utuh, bukan sekadar pencapaian.”

Cerita inspiratif lainnya datang dari Debora, wisudawan penyandang disabilitas netra dari Program Studi Pendidikan Luar Biasa. Debora sukses menyelesaikan tugas akhirnya yang mengangkat topik pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung kehidupan penyandang disabilitas netra. Ia menilai bahwa teknologi seperti ChatGPT dapat menjadi alat bantu yang inklusif dan bermanfaat. “Banyak teman netra belum mengenal AI. Lewat penelitian ini, saya ingin menunjukkan bahwa teknologi bisa memberdayakan kami untuk lebih mandiri dan produktif,” tuturnya.
Melalui berbagai capaian tersebut, prosesi wisuda kali ini tidak hanya menjadi momentum akademik, tetapi juga refleksi semangat, daya juang, dan kontribusi nyata lulusan UNESA terhadap masyarakat. UNESA, melalui para lulusan seperti Debora dan lainnya, terus membuktikan diri sebagai kampus yang mempersiapkan generasi emas 2045—generasi yang bukan hanya pintar, tetapi juga peduli dan berdaya.
Penulis: Zahira Auliya Soekandar (PGSD)
Editor: Nelly Najwa (PGSD)
Dokumentasi: Ivan (BK)